YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Gunungkidul, DI Yogyakarta, mengemas daging kurban dalam bentuk kornet dan dibagikan kepada keluarga rentan mengalami stunting.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Gunungkidul, Sa'ban Nuroni,mengatakan pihaknya meluncurkan program bertajuk 'Gerakan Peduli Gunungkidul: Qurban for Stunting'. Gerakan ini fokus pada pemanfaatan daging kurban untuk mengatasi masalah stunting di daerah Gunungkidul.
Baca juga: Pemkab Blora Gandeng Undip Tangani Stunting hingga Kemiskinan
Gerakan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya daging yang beredar di masyarakat setiap perayaan Idul Adha. Selain itu, gerakan ini lahir dari keprihatinan terhadap tingginya angka stunting di Bumi Handayani.
"Banyak daging yang hanya disimpan dalam freezer atau kulkas tanpa dimanfaatkan dengan optimal," kata Sa'ban dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (12/7/20024).
Produk kornet ini akan didistribusikan kepada keluarga yang rentan mengalami stunting.
"Daging kurban akan diolah menjadi kornet kaleng yang diharapkan dapat membantu mengurangi dan mencegah stunting di Gunungkidul," kata dia.
Sa'ban mengakui gerakan ini baru dimulai. Namun, dia optimistis akan berdampak luas.
Masyarakat bisa berkontribusi dengan menyerahkan dana, hewan kurban atau mengumpulkan daging untuk dijadikan kornet kalen.
Pada tahap awal, akan dibagikan sebanyak 300 kaleng. Lalu pada 2025 duargetkan bisa membagikan 2.000 kaleng.
"Kami berharap angka stunting akan terus menurun setiap tahun. Harapannya, pada Idul Adha tahun depan, kami lebih siap dengan daging dan dana yang lebih berkembang," ucap dia.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan, pihaknya menyambut baik program ini. Sebab, saat ini angka stunting di Bumi Handayani mencapai 22 persen berdasarkan data nasional, dengan target penurunan hingga 14 persen.
Baca juga: Pemkot Tangerang Jalin Kerja Sama dengan 5 RS untuk Rujukan Perawatan Stunting
Gerakan ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi stunting di Gunungkidul, sekaligus memanfaatkan daging qurban secara lebih efektif dan efisien.
"Ke depan, kita bisa mempertimbangkan penggunaan kemasan kaca untuk alasan lingkungan, karena kaleng sulit didaur ulang dan bisa menumpuk," kata dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang