Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Kirim Sapi Kurban ke Ponpes Kholifatullah Sejak Jadi Presiden

Kompas.com, 14 Juni 2024, 15:50 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Pondok Pesantren (Ponpes) Kholifatullah kembali menerima sapi kurban pemberian Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Idul Adha 2024.

Ponpes Kholifatullah yang berada di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), selalu mendapat sapi kurban dari presiden sejak tahun pertama Jokowi menjabat.

Bahkan tahun ini, Ponpes Kholifatullah menjadi satu-satunya tempat di Kabupaten Sukoharjo yang mendapat hewan kurban dari Presiden Jokowi.

Ketua Yayasan Ponpes Kholifatullah, Lilis Patimah mengakui bahwa pihaknya memang telah mendapat kabar soal sapi kurban pemberian Jokowi untuk Idul Adha 2024, pada hari ini, Jumat (14/6/2024).

"Kami sudah mendapatkan kabar dari keluarga Pak Jokowi yang akan menyerahkan sapi kurban di Ponpes Kholifatullah," kata Lilis, Jumat (14/6/2024), dikutip dari TribunSolo.com.

Baca juga: Kemenag Bantul Minta Khatib Tidak Ceramah Politik Saat Idul Adha 2024

"Informasinya baru tadi pagi kami terima dari Ibu Titik Relawati, adiknya Bapak Joko Widodo," sambungnya.

Dia pun membenarkan bahwa Jokowi belum pernah absen memberikan sapi kurban ke Ponpes Kholifatullah sejak awal menjabat sebagai presiden.

"Tiap tahun kami menerima hewan kurban dari beliau (Jokowi), semenjak Jokowi menjadi presiden kami sudah menerima," ujar Lilis.

Akan tetapi, Lilis mengaku, pihaknya belum mengetahui waktu kedatangan sapi pemberian Jokowi itu.

"Belum tahu, biasanya H-1 Idul Adha (sapinya) sudah di ponpes, kalau ini belum diberi kabar datangnya hari apa," ucap Lilis.

Baca juga: Pemuda Sragen Curi Sapi Milik Paman, Dijual Rp 8 Juta Lewat Medsos

Dia menjelaskan, sapi kurban pemberian Jokowi biasanya diberikan atas nama pihak keluarga, baik Almarhum Wijiatno Notomiharjo (Bapak kandung Jokowi), Almarhumah Sudjiatmi (Ibu kandung Jokowi), maupun Joko Widodo sendiri.

Sapi kurban Jokowi di Solo

Sementara itu, di Solo, Jateng, Jokowi berkurban tujuh ekor sapi pada momen Idul Adha tahun ini.

“Sapi kurban presiden tahun ini, Kota Surakarta menerima 7 ekor sapi. Tahun ini didistribusikan ke tujuh tempat,” tutur Kabag Kesra Setda Solo, Samsu Tri Wahyudin, Rabu (12/6/2024).

Sapi kurban Jokowi itu, dia menambahkan, akan dikirim langsung dari penjual ke penerima pada H-1 Idul Adha. Sapi kurban berjenis simental dan limosin itu akan dikirim pada malam hari agar kondisinya tetap fit sebelum dikurbankan.

“Dari presiden serah terima berita acaranya langsung ke penerima atau masjid yang bersangkutan, komunikasi kami dengan utusan Setpres. (Sapi) Dikirim 16 Juni 2024, bisa sore bisa malam,” ungkap Samsu.

Baca juga: Kendaraan Bodong yang Disita di Sukolilo Pati Bertambah Jadi 39, Rumah Warga Jadi Tempat Penyimpanan

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau