Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Kompas.com - 08/05/2024, 12:21 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Tiga ekor sapi milik Budiyanto, warga Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng), mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK).

Padahal rencananya, Budiyanto hendak menjual sapi-sapi itu selama periode Idul Adha 2024 untuk keperluan kurban.

"Memang (sapi) yang jantan sudah disiapkan untuk saya jual pada Idul Adha besok, tapi tidak bisa terselamatkan. Daripada merugi, sebelum mati saya sembelih," kata Budiyanto, Selasa (8/5/2024), dikutip dari TribunSolo.com.

Dia menjelaskan, ketiga sapinya telah mendapat penanganan dokter hewan usai menunjukkan gejala sakit, yakni tidak mau makan dan mengeluarkan banyak lendir, sejak dua pekan lalu.

"Sapinya tidak mau makan sama sekali. Disuntik sudah empat kali, tapi tidak ada reaksi, malah nambah parah, penyakitnya yang lebih kuat," ujar Budiyanto.

Baca juga: Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

"Sapi yang pertama mati Selasa kemarin, anaknya mati hari Kamis, yang terakhir mati pada Minggu malam," sambungnya.

Akibat hal ini, Budiyanto yang telah beternak sapi selama lima tahun itu mengaku mengalami kerugian sebesar Rp 50 juta.

"Saya punya sapi tiga ekor itu saja, sekarang mati semua," tandasnya.

Pencegahan PMK di Solo

Sementara itu, upaya pencegahan wabah PMK jelang Idul Adha 2024, di Kota Solo, Jateng, juga telah dilakukan.

Salah satunya, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah mengimbau kepada para pedagang hewan kurban agar tidak mendatangkan sapi dari luar daerah Solo.

Baca juga: Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Khususnya, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Peternakan (Dispangtan) Kota Solo, Eko Nugroho Isbandijarso mengatakan, daerah yang masih memiliki sapi terjangkit PMK.

"Kami mengimbau para pedagang untuk tidak mendatangkan ternak dari daerah yang masih ada serangan PMK. Harapan kami, (pedagang) tidak memasukkan ternak dari daerah-daerah tersebut," ucap Eko.

Dia menyatakan, pihaknya pun telah membentuk tim pengawas yang akan bertugas di tempat penampungan hewan kurban. Mereka, jelasnya, akan mulai bertugas mulai H-3 Idul Adha, hari Idul Adha, dan hari tasyrik.

"Tim keliling di seluruh kelurahan, di tempat-tempat penampungan hewan kurban, pasti kami cek sebelum pelaksanaan (kurban). Penjual atau penampungan hewan kurban selalu kami cek kesehatan hewannya," paparnya.

Selain perihal kesehatan, Eko melanjutkan, tim pengawas juga akan mengecek usia hewan yang akan dikurbankan pada Idul Adha 2024.

"Umur (hewan kurban) juga harus minimal sudah powel (layak sembelih)," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Yogyakarta
Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Yogyakarta
Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com