Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sinta Nuriyah Wahid Buka Puasa Bersama di Gereja Katolik Kulon Progo

Kompas.com, 21 Maret 2024, 22:14 WIB
Dani Julius Zebua,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Sinta Nuriyah Wahid, istri almarhum Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), buka puasa bersama warga di sekitar pastoran Gereja Santa Maria Bunda Penasihat Baik, Kalurahan Wates, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ribuan orang dan masyarakat sekitar gereja hadir ikut buka puasa itu, termasuk jemaat Gereja Santa Maria.

Baca juga: Saat Ibu-ibu Gereja Memasak Menu Buka Puasa untuk Pengungsi Banjir Kudus...

Shinta Nuriyah tidak melewatkan kesempatan untuk menyampaikan pesan kebangsaan dan penghargaannya pada kemajemukan Indonesia kepada masyarakat yang hadir dalam buka puasa bersama ini.

“Saya merasa sangat bahagia, karena saya merasa bahwa saya melihat miniatur Indonesia. Karena di sini berkumpul, tidak hanya berbagai suku bangsa tapi juga berbagai agama. Inilah wajah dari rakyat Indonesia,” kata Shinta Nuriyah, Kamis (21/3/2024).

Ia tiba di Gereja Santa Maria pukul 16.30 WIB. Hadroh menggema menyambut istri Presiden RI keempat ini.

Kehadiran istri almarhum Gus Dur sejatinya dalam safari Sahur Keliling 2024 dari kota ke kota. Sebelum ke Kulon Progo, Sinta ini sudah melawat ke Temanggung, Jawa Tengah.

Kata Shinta, kegiatan seperti ini dijalaninya setiap Ramadhan, sejak Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI 25 tahun lalu. Kegiatan ibu negara disebut Sahur Keliling karena berlangsung pada waktu sahur.

Kali ini, Shinta hadir bukan saat sahur, namun menjelang waktu buka puasa. Orasinya berlangsung hingga waktu buka bersama tiba.

Safari Shinta Nuriyah selalu mengunjungi kaum dhuafa, kelompok marjinal, terpinggirkan dan fakir miskin. Ia sampai mendatangi tempat-tempat tidak biasa, seperti kolong jembatan, pasar, alun-alun, terminal hingga stasiun.

Safari tersebut menyiratkan sikapnya soal kerukunan yang tanpa diskriminasi. Menurut Shinta, semua dilandasi rasa persaudaraan dalam satu bangsa dan satu tanah air.

“Sehingga dengan sahur bersama agar mereka bisa menjalankan ibadah puasanya dengan baik di bulan Ramadhan ini,” katanya.

“Saya sahur bersama kuli bangunan di kolong jembatan, mbok-mbok bakul di pasar berangkat jam 03 pagi sehingga mereka tidak bisa menyiapkan sahur, begitu pula dengan tukang becak di alun-alun, terminal dan stasiun,” katanya.

Ia berpesan masyarakat harus menjaga kerukunan dan kedamaian di antara mereka. Sebagai saudara, dinilai tidak pantas berselisih apalagi bertikai. Sebaliknya malah harus saling menghormati, menghargai dan tolong menolong.

“Mereka adalah saudara-saudara kita. Karena itu, setiap saya melakukan sahur semua itu saya ajak. Karena bagaimana pun kita adalah satu, satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa,” katanya.

Baca juga: Saat Azan Magrib Berkumandang di Gereja Bunda Maria Kota Cirebon

Pastor Paroki Wates, Aloysius Budi Purnomo mengaku gembira dengan kehadiran Shinta Nuryati. Sebagai Ibu Negara Kesatuan Republik Indonesia, ia terus menyapa seluruh Indonesia, meski dalam keadaan terbatas.

Pastor Budi mengungkapkan, kehadiran Shinta Nuryati menunjukkan sikapnya yang menjunjung tinggi kemanusiaan, kerukunan persaudaraan dan semangat kebangsaan tanpa diskriminasi agama dan kepercayaan. Ia telah menunjukkan dengan mendatangi warga di tempat-tempat tidak biasa.

Gereja Katolik membawa misi menjunjung tinggi nilai-nilai yang sama. Hal ini sudah dilakukan di kalangan gereja dan telah menjadi agenda kerja. Ia mencontohkan, secara berkala gedung pertemuan di gereja jadi tuan rumah rapat RT.

“Gereja bukan menara gading tertutup tapi srawung dengan keluarga sekeliling gereja,” kata Pastor Budi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau