YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pertamina menyatakan siap memproduksi bahan bakar minyak (BBM) sesuai standar emisi Euro 5 setelah Kilang Balikpapan beroperasi penuh.
Sementara itu, Pertamina menyebut saat ini sudah memiliki BBM standar emisi Euro 4.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah berupaya mempercepat penerapan standar emisi Euro 4 dan Euro 5.
Luhut mengatakan, pemerintah sedang mengejar proses itu bersama Pertamina.
Baca juga: Kejar Target NZE 2060, Pertamina Dukung Gerakan Penanaman 100.000 Pohon
VP Corporate Communication PT Pertamina (persero), Fadjar Djoko Santoso menerangkan, Pertamina sudah memiliki produk setara Euro 4 yaitu Pertamax Turbo dan Pertamina Dex.
Adapun BBM sesuai standar emisi Euro 5 baru bisa diproduksi setelah proyek revitalisasi kilang minyak atau Refinery Development Master Plan (RDMP) selesai.
Salah satu RDMP yang segera beroperasi adalah RDMP di Balikpapan.
"Saat ini (Kilang Balikpapan) sedang transisi ke kilang baru. Targetnya bulan April (2024) sudah selesai transisinya," jelas Fadjar kepada Kompas.com usai konferensi pers Prambanan Jazz Festival 2024 di Candi Prambanan, DI Yogyakarta, Jumat (23/2/2024).
Ia menambahkan, ketika Kilang Balikpapan sudah bisa beroperasi penuh, kapasitas produksi BBM akan bertambah.
"Kapasitasnya bisa bertambah dari 260 ribu barel per hari, saat ini, menjadi 360 ribu barel per hari. Ada penambahan 100 ribu barel per hari," ungkapnya.
Sebagai informasi, standar emisi Euro 4 dan Euro 5 merupakan dua dari lima set standar emisi yang ditetapkan Uni Eropa dengan tujuan meningkatkan kualitas udara negara-negara anggotanya.
Tiap standar emisi dibedakan berdasarkan gas buang kendaraan. Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017, Indonesia kini menggunakan standar emisi Euro 4.
Baca juga: Luhut: Penggunaan Standar Emisi Euro 4 dan 5 Bisa Pangkas Subsidi BBM Rp 50 Triliun
Luhut sebelumnya menyebut, standar emisi Euro 4 dan Euro 5 memiliki sulfur yang rendah, sehingga dapat lebih ramah lingkungan.
"Kami sedang pikirkan sekarang bagaimana kita lari kepada bahan bakar ini pada Euro 4 dan Euro 5. Kenapa? Itu sulfurnya supaya rendah," ujar Luhut melalui video di akun resmi Instagramnya @luhut.pandjaitan, Rabu (21/2/2024).
Ia mengklaim, dengan penerapan standar bahan bakar Euro 4 dan Euro 5, pemerintah dapat mengurangi subsidi energi sebesar Rp 20 triliun hingga Rp 50 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.