Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Alissa Wahid soal Pelanggaran Etik Ketua KPU

Kompas.com - 09/02/2024, 20:59 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid memberikan tanggapan terkait sanksi peringatan keras terakhir yang diberikan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) kepada Ketua KPU Hasyim Asy'ari.

Menurutnya, KPU tidak boleh melakukan pelanggaran lagi. Pasalnya hal itu dapat menggerus kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap penyelenggara pemilu tersebut.

"Keputusan yang diambil oleh MK dan keputusan yang diambil oleh KPU untuk menerima registrasi paslon pada bulan Oktober lalu secara politis sudah tidak bisa dibatalkan. Tetapi ini harus dicatat, sebagai sesuatu yang mencederai pemilu itu sendiri," ujar Alissa saat ditemui di Griya Gusdurian, Banguntapan, Bantul, DIY, Jumat (9/2/2024).

"Makanya kami meminta agar tidak terulang lagi karena, setelah ini KPU akan dinilai dari proses penyelenggaraan pemilunya. Apakah C1 dari desa sampai rekapitulasi ke kecamatan, kabupaten bisa dipertanggung jawabkan atau tidak, ada intimidasi atau tidak, berjalan dengan baik atau tidak," imbuhnya.

Baca juga: Tanggapan Mahfud MD soal Putusan DKPP Terkait Pelanggaran Etik Ketua KPU Hasyim Asyari


Baca juga: Soal Video Apresiasi Kinerja Jokowi, Alissa Wahid: Kalau Ada yang Colling Berarti Ada yang Hot

Jangan bersembunyi di balik aturan

Alissa menjelaskan, jika dalam proses berjalannya Pemilu tidak berjalan baik, ada indikasi adanya pelanggaran etika, dan hal itu sudah tidak boleh terjadi lagi.

"Kalau kepercayaan publik ini minusnya terus, maka legitimasi hasil pemilu akan mendapatkan pertanyaan dari publik," jelas dia.

Jika hasil pemilu mendapatkan pertanyaan dari masyarakat dapat membuat ketidakstabilan di masyarakat.

"Kami berharap kepada KPU karena sudah disemprit, berhenti melakukan pelanggaran etika. Memastikan tidak ada lagi pelanggaran etika berikutnya," kata dia.

Menurut Alissa, Bawaslu juga harus lebih memiliki taji untuk mengawasi proses berjalannya Pemilu 2024 terutama menyikapi pelanggaran-pelanggaran yang dikemukakan oleh warga.

"Sekarang ini zaman digital, jangan bersembunyi di balik aturan. Karena bukti-bukti secara forensik ada, video-videonya ada, mata masyarakat 100 persen ada di Bawaslu dan KPU," kata dia.

Baca juga: Soal Video Apresiasi Kinerja Jokowi, Alissa Wahid: Kalau Ada yang Colling Berarti Ada yang Hot

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Yogyakarta
Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com