Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan, Gunung Merapi Keluarkan Empat Kali Awan Panas Guguran dan 189 Kali Guguran Lava

Kompas.com - 13/01/2024, 06:30 WIB
Wijaya Kusuma,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat dari 5 Januari 2024 sampai dengan 11 Januari 2024 Gunung Merapi mengeluarkan 4 kali awan panas guguran.

Guguran lava di Gunung Merapi tercatat sebanyak 189 kali. 

"Pada minggu ini terjadi empat kali awan panas guguran," ujar BPPTKG Agus Budi Santoso dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode 5-11 Januari 2024, Jumat (12/01/2024). 

Berdasarkan data BPPTKG 4 kali awan panas guguran meliputi 1 kali ke arah selatan (hulu Kali Boyong) dengan jarak luncur 1.000 meter. Kemudian, 3 kali awan panas guguran ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter. 

Baca juga: Selasa Sore, Gunung Merapi Kembali Keluarkan Awan Panas Guguran

Baca juga: Kamis petang, Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran

Guguran lava tercatat sebanyak 189 kali ke arah selatan, barat daya dan barat.

Guguran lava meliputi delapan kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.500 meter. Kemudian 178 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.800 meter dan tiga kali ke hulu Kali Sat atau Kali Putih sejauh maksimal 1.500 meter. 

Berdasarkan analisis foto udara, pada Rabu (10/1/2024), volume kubah barat daya sebesar 2.663.300 m3. Sedangkan volume kubah tengah sebesar 2.358.400 m3. 

"Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas awan panas guguran dan guguran lava. Morfologi kubah tengah tidak teramati adanya perubahan yang signifikan," ucapnya. 

Status Merapi masih Siaga

Data kegempaan di Gunung Merapi tercatat 4 kali gempa awan panas guguran (APG), 115 kali gempa fase banyak (MP), 1 kali gempa frekuensi rendah (LF), 735 kali gempa guguran (RF) dan 10 kali gempa tektonik (TT). 

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan dengan minggu lalu," tandasnya. 

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau menggunakan metode Elektronic Distance Measurement (EDM) pada minggu ini tidak menunjukan perubahan yang signifikan. 

Berdasarkan data-data pengamatan tersebut, PPTKG menyimpulkan aktivitas Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. 

"Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga," tandasnya. 

Baca juga: Saat Media-media Asing Beritakan Letusan Gunung Merapi Hari Ini...

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. 

Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya.

Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di seputaran Gunung Merapi. 

Selain itu, masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.

Baca juga: Pengungsi Lewotobi Kekurangan Obat-obatan, DBD Mulai Mengancam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Yogyakarta
Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com