Salin Artikel

Sepekan, Gunung Merapi Keluarkan Empat Kali Awan Panas Guguran dan 189 Kali Guguran Lava

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat dari 5 Januari 2024 sampai dengan 11 Januari 2024 Gunung Merapi mengeluarkan 4 kali awan panas guguran.

Guguran lava di Gunung Merapi tercatat sebanyak 189 kali. 

"Pada minggu ini terjadi empat kali awan panas guguran," ujar BPPTKG Agus Budi Santoso dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode 5-11 Januari 2024, Jumat (12/01/2024). 

Berdasarkan data BPPTKG 4 kali awan panas guguran meliputi 1 kali ke arah selatan (hulu Kali Boyong) dengan jarak luncur 1.000 meter. Kemudian, 3 kali awan panas guguran ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter. 

Guguran lava tercatat sebanyak 189 kali ke arah selatan, barat daya dan barat.

Guguran lava meliputi delapan kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.500 meter. Kemudian 178 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.800 meter dan tiga kali ke hulu Kali Sat atau Kali Putih sejauh maksimal 1.500 meter. 

Berdasarkan analisis foto udara, pada Rabu (10/1/2024), volume kubah barat daya sebesar 2.663.300 m3. Sedangkan volume kubah tengah sebesar 2.358.400 m3. 

"Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas awan panas guguran dan guguran lava. Morfologi kubah tengah tidak teramati adanya perubahan yang signifikan," ucapnya. 

Status Merapi masih Siaga

Data kegempaan di Gunung Merapi tercatat 4 kali gempa awan panas guguran (APG), 115 kali gempa fase banyak (MP), 1 kali gempa frekuensi rendah (LF), 735 kali gempa guguran (RF) dan 10 kali gempa tektonik (TT). 

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan dengan minggu lalu," tandasnya. 

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau menggunakan metode Elektronic Distance Measurement (EDM) pada minggu ini tidak menunjukan perubahan yang signifikan. 

Berdasarkan data-data pengamatan tersebut, PPTKG menyimpulkan aktivitas Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. 

"Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga," tandasnya. 

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. 

Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya.

Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di seputaran Gunung Merapi. 

Selain itu, masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/01/13/063000578/sepekan-gunung-merapi-keluarkan-empat-kali-awan-panas-guguran-dan-189

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke