Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Masyarakat Hukum Adat Werur Mengelola Laut, Pariwisatanya Kini Dilirik Wisatawan

Kompas.com - 16/12/2023, 16:43 WIB
Dani Julius Zebua,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com –Masyarakat adat pesisir di Wenur Raya, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya hidup, tinggal dan berkembang dengan aturan adatnya.

Aturan adat tentang bagaimana cara mengelola laut yang dijaga dan dilestarikan ini kini membuat pariwisata di sana berkembang.

Baca juga: Bertemu Masyarakat Adat Dayak di Pontianak, Ganjar Singgung Pemekaran Wilayah

“Awalnya, kami hidup masing-masing. Makan dan mengelola laut secara tradisional,” kata Ketua Dewan Adat Masyarakat Hukum Adat (MHA) Werur dari Distrik Bikar, Tambrauw, Yunus Rumansara di sebuah acara Forum Adat Nasional 2023 di Yogyakarta, Jumat (15/12/2023) lalu.

Pengakuan resmi pemerintah pada hukum adat sudah ada sejak 2019. Ini dimuat dalam Peraturan Bupati Tambrauw Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat (MHA) Werur di Distrik Bikar dalam Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Berbasis Hukum Adat Kabupaten Tambrauw.

Namun, masyarakat pesisir ini baru mengetahuinya 2021, ketika organisasi nirlaba datang dan memberi pencerahan potensi MHA di Werur.

Yunus berkata, sejak jadi desa adat perekonomian di desanya membaik. Adanya desa adat otomatis terbentuk dewan adat, perangkat adat, dan unit pelaksana yang membuat pemberdayaan masyarakat lebih terarah dan fokus.

“Baru 2021, dewan adat menjadi payung hukum,” kata Yunus.

Mengelola laut dengan hukum adat

Masyarakat Werur memanfaatkan potensi laut dan pesisir berbasis hukum adat. Di mana untuk mencari sumber daya laut, kapan panen, dan ukuran ikan yang boleh ditangkap semuanya diatur.

Aturan tersebut dibuat oleh dewan adat dan diterapkan masyarakat. 

Yunus berkata, orang dari luar desanya pun harus mematuhi aturan tersebut dan tidak bisa seenaknya mencari ikan di kawasan mereka.

“Aturan adat ini sangat dihargai, ditakuti. Sudah banyak kasus. Mereka yang melanggar sanksi ada yang sakit, ada yang sampai meninggal. Warga sangat menghargai. Ini potensi dan kita harus angkat itu. Mereka harus bangga apa yang dimiliki dan mau bekerja mandiri,” kata Manager Senior Bentang Laut Kepala Burung Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Lukas Rumetna bercerita tentang bagaimana kearifan lokal yang dimiliki MHA efektif mengelola kawasan laut.

Hasilnya nyata. Manfaat aturan mengelola laut ini tak hanya baik untuk manusia tetapi juga alam.

Buktinya, ikan yang dianggap tidak pernah muncul selama puluhan tahun kembali eksis, kemudian penyu belimbing yang tidak pernah mampir bertelur kini mulai bertelur di pesisir Werur.

“Ibu-ibu dalam kelompok-kelompok membuat tas, minyak kelapa dll. Sebelumnya tidak ada,” kata Yunus.

“Banyak pelatihan, banyak kelompok merasakan hasil kelapa, pisang, keripik, kami jadi antusias,” sambung dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Pakai Jasa SPG, Penjual Hewan Kurban di Bantul Berhasil Jual Ratusan Ekor Kambing

Pakai Jasa SPG, Penjual Hewan Kurban di Bantul Berhasil Jual Ratusan Ekor Kambing

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Yogyakarta
Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Yogyakarta
PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

Yogyakarta
Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Yogyakarta
Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Yogyakarta
Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Yogyakarta
PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

Yogyakarta
PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

Yogyakarta
Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Yogyakarta
'Study Tour' Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

"Study Tour" Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com