Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omzet PKL Malioboro Turun Drastis, Pedagang Minta Kembali ke Selasar Malioboro

Kompas.com - 14/12/2023, 13:50 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang Kaki Lima (PKL) Malioboro yang direlokasi ke Teras Malioboro 2 meminta kembali ke selasar Malioboro, atau di pinggir toko sepanjang Jalan Malioboro karena omzet yang turun drastis.

"Sangat jauh menurun, perbandingannya 1:10. Bisa dibayangkan, pada saat di selasar kita bisa mengandalkan (pemasukan dari) liburan, tahun baru, dan lebaran. Tapi sekarang tidak bisa," ujar Ketua Koperasi Tridarma dan Paguyuban Arif Usman saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kamis (14/12/2023).

Baca juga: Pencak Malioboro Festival, Ajang Kenalkan Pencak Silat pada Warga

Arif mengatakan, saat masih berada di selasar Jalan Malioboro, PKL bisa mendapatlan omzet kotor sekitar Rp 10 juta perhari saat musim liburan.

Namun, pasca dipindah ke TM 2, omzet kotor pedagang hanya Rp 500 ribu per hari saat musim liburan.

"Kalau untuk (omzet musim) liburan di selasar Malioboro, bisa mencapai Rp 10 juta per hari, omzet kotor. Sekaranh di TM 2 untuk bisa Rp 500 ribu per hari pada saat liburan sangat tergantung juga teman-teman pedagang," kata dia.

"Kalau teman-teman yang ada di depan bisa sampai Rp 1-2 juta per hari. Tapi kalau yang bagian tengah dan belakang untuk bisa (dapat) pelaris saja susah," imbuhnya.

Oleh sebab itu, pihaknya mendatangi kantor Gubernu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menuntut kesejahteraan pasca relokasi dengan meminta kembali ke selasar Malioboro.

"Tuntutan yang paling banyak dari teman-teman adalah kita kembali ke selasar. Kita pengen ke selasar seperti kemarin kita mau ditata," ujarnya.

Ia juga khawatir jika nanti dilajukan relokasi omzet PKL tak kunjung berubah.

"Ya kami khawatir, kalau ada pemindahan tapi omzet tak kembali seperti di selasar," kata dia.

Aksi PKL ini ditemui oleh Paniradya Pati Kaistimewan, Agus Eko Nugroho. Ia mengatakan, Pemerintah DIY telah menyiapkan dua lahan pengganti. Rencananya relokasi akan dilakukan 2024.

"Semoga, di tahun 2024 jadi kemudian dilakukan pemindahan di dua tempat. Sebanyak 700 orang di belakang Ramayana, 300-an di belakang TM 1," kata dia.

Baca juga: Belum Temui PKL Teras Malioboro yang Demo, Pj Wali Kota: Mungkin Waktunya Belum Pas untuk Saya

Saat disinggung soal kekhawatiran PKL tak laku jika silakukan relokasi, menurut dia pemerintah tidak bisa berjalan sendiri tetapi harus berkolaborasi dengan para pedagang semua.

"Kami punya keyakinan kalau kita bisa menampilkan suasana berbeda pasti mereka mau berdagang disana. Kalau tempatnya rapi dan masyarakat luar menganghap jadi ikonnya Yogyakarta pasti bisa jadi pertumbuhan ekonomi baru," kata dia.

Ia akan menyampaikan keluhan PKL kepada Pemerintah DIY agar mendapatkan solusi walaupun tidak serta merta 100 persen.

"Solusi tempat bagus, dan akan dijadikan kawasan di Ketandan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ikut Gladi Bersih Pelantikan, Dua Pejabat Ini Diduga Bakal Isi Kursi Pj Kepala Daerah di DIY

Ikut Gladi Bersih Pelantikan, Dua Pejabat Ini Diduga Bakal Isi Kursi Pj Kepala Daerah di DIY

Yogyakarta
Pungli di Lapas Cebongan Sleman, Seorang Pejabat Diduga Jual Beli Kamar Tahanan

Pungli di Lapas Cebongan Sleman, Seorang Pejabat Diduga Jual Beli Kamar Tahanan

Yogyakarta
Tedhak Siten, Tradisi Turun Tanah yang Penuh Makna dan Harapan

Tedhak Siten, Tradisi Turun Tanah yang Penuh Makna dan Harapan

Yogyakarta
Bus 'Study Tour' SMPN 3 Depok Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Semua Siswa Selamat

Bus "Study Tour" SMPN 3 Depok Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Semua Siswa Selamat

Yogyakarta
Gagal Menyalip, Remaja 15 Tahun Tewas Ditabrak Avanza

Gagal Menyalip, Remaja 15 Tahun Tewas Ditabrak Avanza

Yogyakarta
Sejumlah Wilayah di Yogyakarta Tak Ada Sekolah Negeri, Disdikpora Berlakukan Zonasi Daerah

Sejumlah Wilayah di Yogyakarta Tak Ada Sekolah Negeri, Disdikpora Berlakukan Zonasi Daerah

Yogyakarta
UGM, Prof Gesang, dan Pengembangan Pesawat Tanpa Awak...

UGM, Prof Gesang, dan Pengembangan Pesawat Tanpa Awak...

Yogyakarta
Habis Masa Jabatannya, Dua Pj Kepala Daerah di DIY Bakal Diganti

Habis Masa Jabatannya, Dua Pj Kepala Daerah di DIY Bakal Diganti

Yogyakarta
Memancing, Remaja asal Bantul Hanyut di Sungai Progo

Memancing, Remaja asal Bantul Hanyut di Sungai Progo

Yogyakarta
Shoka Bukit Senja di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Shoka Bukit Senja di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Yogyakarta
12 Orang Ikuti Penjaringan Cabup-Cawabup Gerindra Gunungkidul, Siapa Saja Mereka?

12 Orang Ikuti Penjaringan Cabup-Cawabup Gerindra Gunungkidul, Siapa Saja Mereka?

Yogyakarta
Ketua BEM UNY Mengaku Dapat Intimidasi Usai Bertemu Komisi X, Ini Kata Kampus

Ketua BEM UNY Mengaku Dapat Intimidasi Usai Bertemu Komisi X, Ini Kata Kampus

Yogyakarta
Aniaya Anak dan Istri Pakai Golok, Suami di Kudus Diduga Alami Gangguan Jiwa

Aniaya Anak dan Istri Pakai Golok, Suami di Kudus Diduga Alami Gangguan Jiwa

Yogyakarta
Sekolah Negeri dan Swasta Wajib Lapor Disdikpora Kota Yogyakarta untuk 'Study Tour'

Sekolah Negeri dan Swasta Wajib Lapor Disdikpora Kota Yogyakarta untuk "Study Tour"

Yogyakarta
Kronologi Bocah 3 Tahun di Kotagede Alami Luka Bakar 64 Persen Saat Beli Gorengan

Kronologi Bocah 3 Tahun di Kotagede Alami Luka Bakar 64 Persen Saat Beli Gorengan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com