Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinkes Pastikan Nihil Kasus Japanese Encephalitis di Kulon Progo

Kompas.com - 16/11/2023, 00:00 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

 

KULON PROGO, KOMPAS.com –Dinas Kesehatan Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memastikan tidak ada kasus Japanese Encephalitis (JE) di masyarakat. Tidak ada warga, utamanya anak-anak, menderita penyakit ini.

Kepastian ini setelah seluruh sampel suspek dinyatakan negatif JE atau tidak menunjukkan tertular penyakit JE.

“Semua suspek negatif, ya,” kata Kepala Bidang Pencegahanndan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulonprogo, Rina Nuryati, melalui keterangan singkatnya, Selasa (15/11/2023).

Baca juga: Sakit Hati Disebut Jerawatan, Jadi Motif Perundungan Remaja di Cirebon

Sampel negatif melalui  penelitian Balai Besar Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL) Yogyakarta.

Dinkes Kulon Progo sebelumnya mengirimkan lima sampel suspekJE ke laboratorium BBTKL. Lima sampel berasal dari empat kasus suspek masuk fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan satu kasus yang meninggal dunia. Mereka usia anak-anak.

Empat suspek lebih dulu muncul dengan hasil negatif, Selasan(14/11/2023). Satu suspek menyusul dinyatakan negatif penyakit JE, hari ini.

Rina menegaskan, hasil itu menegaskan Kulon Progo tidak ada kasus JE sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

“Sampai saat ini tidak ada JE (di Kulon Progo),” kata Rina via pesan.

Baca juga: Video Viral Aksi Heroik Anggota Polres Magelang Kota Gagalkan Percobaan Pembunuhan di Rumah Sakit

Pemerintah terus memastikan nihil kasus JE di DIY, sebagaimana sudah tidak ditemukannya kasus serupa tiga tahun belakangan ini. Karenanya survailans terus dilakukan di beberapa kabupaten kota di DIY, termasuk Kulon Progo. Survailans bertujuan untuk memastikan tidak ada lagi penyebaran virus ini di masyarakat.

Dalam upaya surveilans 2023, ditemukan lima suspek di Kulon Progo. Sampel suspek diuji laboratorium dengan hasil semuanya negatif.

“Kasus JE di DIY sebenarnya nol dalam tiga tahun ini. Tapi, itu kan harus dibuktikan lewat surveilans. Setiap tahun kita mencatat ada suspek, kemudian sampel dikirim. Semoga kali ini hasilnya negatif,” kata Dokter Rina pada kesempatan sebelumnya.

Penyakit JE bersumber dari binatang (zoonosis) dan disebar lewat hewan perantara, di antaranya nyamuk yang biasa ditemukan di sekitar rumah, persawahan, kolam atau selokan. Reservoar virus adalah sapi, kerbau, kera hingga beberapa spesies burung.

Penyakit JE disebabkan virus JE. Penyakit ini biasanya ditemukan pada anak di bawah 15 tahun.

Penyakit JE mudah dicegah dengan cara menerapkan polanperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Perilaku bersih dan sehat menghindarkan orang dari penyakit.

Mereka yang terinfeksi akan mengalami sejumlah gejala, seperti gejala demam tinggi di hari-hari awal hingga kejang ketika tidak segera ditangani. Penyakit itu dinilai sangat berbahaya karena daya rusak pada otak. Penanganan terlambat bisa mengakibatkan kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Yogyakarta
Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Yogyakarta
YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

Yogyakarta
Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, 'Rasah Kesusu'

Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, "Rasah Kesusu"

Yogyakarta
Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Yogyakarta
Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Yogyakarta
PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com