YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kabut tebal masih akan muncul di pesisir pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabut tebal diperkirakan akan muncul sampai dengan musim kemarau selesai.
Kepala Stasiun Meteorologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Warjono mengatakan, terjadinya kabut pada umumnya disebabkan oleh suhu udara yang dingin diikuti dengan kelembaban udara permukaan yang tinggi.
Sehingga terjadi kondensasi berupa butiran air yang mengambang di udara dekat permukaan bumi.
Baca juga: Hujan Deras Guyur KBB, Kebakaran di TPA Sarimukti Padam
"Oleh karena itu kabut dapat terjadi pada dini hari hingga pagi hari dan pada saat sore hari hingga menjelang malam hari,” ujar Warjono saat dihubungi, Selasa (24/10/2023).
Warjono menambahkan jika kabut muncul pada siang hari disebabkan adanya lapisan inversi yang menekan uap air sehingga tidak mampu terangkat naik.
"Kabut disebabkan adanya uap air dari Samudera Hindia yang masuk ke wilayah Pantai Drini (transfer kelembaban). Karena sifat udara seperti balon, di mana pada saat udara dingin menyusut dan saat panas mengembang. Saat menyusut pada sore hari maka uap air yang ada akan sampai ke permukaan bumi sehingga menyebabkan kabut,” beber dia.
Kabut akan hilang seiring dengan pemanasan oleh matahari atau saat kecepatan relatif kencang. Ia menyebut potensi terjadi kabut hingga akhir musim kemarau.
"Potensi hingga akhir kemarau,” katanya.
Ia mengimbau kepada para nelayan untuk waspada saat kabut turun agar dapat menghindari kecelakaan laut.
"Waspada terhadap kondisi kabut yang pekat karena mengurangi jarak pandang,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.