YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Untuk melestarikan orang-orangan sawah, warga Kalurahan Putat, Kapanewon Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta, menggelar festival memedi (hantu) sawah pada Minggu (15/10/2024).
Festival memedi sawah diikuti warga sembilan padukuhan di Kalurahan Putat. Setiap padukuhan membuat empat memedi sawah, terdiri dari dua benda mati dan dua manusia sunguhan mengenakan kostum memedi sawah.
Kegiatan diawali dengan arak-arakan, dan diakhiri dengan fashion show kostum memedi sawah.
Baca juga: Mengenang Masa Kejayaan Kesultanan Banten lewat Festival Budaya Surosowan
"Nenek moyang mengajarkan cara mengusir burung pemakan padi dengan memedi sawah," kata Ketua panitia kegiatan Festival Memedi Sawah Kalurahan Putat, Kapanewon Patuk Kemiran kepada wartawan di ladang, Padukuhan Plumbungan, Kalurahan Putat, Minggu.
Memedi sawah sebagai 'pengganti' manusia untuk mengintimidasi burung pipit atau hama padi lainnya. Sebab, tidak setiap hari para petani menunggu sawah.
Acara ini agar generasi muda memahami keterkaitan antara memedi sawah dengan hama burung pipit dan sejenisnya. Petani memasangnya di area pertanian ketika padi mulai menguning agar tidak diserbu pasukan burung pipit.
"Memedi sawah bentuknya mirip manusia, karena untuk mengusir burung," kata dia.
Lurah Putat Rusbandi mengatakan, wilayahnya termasuk penghasil padi terbesar di wilayah Kapanewon Patuk. Dengan kolaborasi antara hiburan dan kepemilikan sawah ini diharapkan bisa menarik perhatian wisatawan.
Apalagi lokasinya tidak jauh dari Gunung Api Purba Nglanggeran.
"Banyak lahan abadi di wilayah kami. Selain untuk pertanian juga dapat dikolaborasikan dengan konsep pariwisata. Salah satunya melalui festival memedi sawah," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.