KULON PROGO, KOMPAS.com – Kabut tebal mengganggu jarak pandang di Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA), Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kabut berlangsung sore hingga menjelang malam.
Kabut mengakibatkan jarak pandang 500 meter sehingga penerbangan turut terganggu.
Stakeholder Relation Manager YIA, Ike Yutiane mengungkapkan, kabut tebal sempat mengganggu tujuh penerbangan.
Baca juga: Cerita Pedagang Saat Ponsel Pengunjung Pasar di Kulon Progo Meledak
“Ada yang mutar-mutar saja di atas, ada yang dialihkan dan ada yang kembali ke asal,” kata Ike, di ujung telepon, pada Jumat (6/10/2023).
Bandara YIA melaporkan, dua pesawat holding area cukup lama, yakni penerbangan dengan nomor PAS IP 244 dan BTK ID 7551.
Holding area berarti pesawat menunggu di udara dengan cara berputar-putar sambil menunggu landing.
Tiga pesawat melakukan divert, yakni nomor penerbangan SJV Super Air Jet 950, LNI Lion Air 567 dan LNI Lion Air 665.
Divert sendiri istilah penerbangan tentang pengalihan ke bandara lain. Karena gangguan kabut, tiga penerbangan dialihkan ke Surabaya.
Sementara dua pesawat balik ke bandara asal, yakni Batik Air 6372 RT dan Trans Nusa 5536 RT. Keduanya kembali ke Cengkareng.
“Seluruh pesawat yang holding telah mendarat,” kata Ike.
Mengutip informasi Instagram akun @infobmkgyia, disebutkan kalau kabut muncul ketika suhu udara dingin diikuti kelembapan tinggi udara permukaan mengakibatkan kondensasi berupa pembentukan butiran air yang mengambang di udara.
Momen ini bisa terjadi dini hari sampai pagi hari dan sore hari hingga menjelang malam.
Kabut menghilang seiring pemanasan matahari atau saat kecepatan relatif kencang.
Baca juga: Genjot Kunjungan Wisatawan Mancanegara, Sandiaga Upayakan Buka Penerbangan Langsung ke YIA-Australia
Pada kasus di YIA, kabut muncul karena uap air Samudera Hindia yang masuk wilayah YIA.
Sifat udara itu seperti balon, di mana saat dingin menyusut, saat panas mengembang.
Maka, saat menyusut sore hari maka uap air akan sampai ke permukaan bumi sehingga terciptalah kabut.
“Jarak pandangnya bisa mencapai 500 meter,” kata Arum Adha Larasati, dari BMKG via pesan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.