Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Sebut Fenomena Kabut Tebal di Yogyakarta Bisa Ganggu Penerbangan

Kompas.com - 09/09/2023, 17:32 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta diselimuti kabut tebal dalam beberapa hari terakhir.

Fenomena ini juga menyelimuti wilayah Bandara Internasional Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, terutama pada pagi hari.

Menurut Kepala Stasiun Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Warjono, kabut tebal tersebut biasa dikenal sebagai kabut pantai.

Warjono menjelaskan, umumnya, fenomena kabut tebal disebabkan adanya transfer kelembapan dari wilayah perairan ke wilayah daratan.

Saat pagi atau ketika matahari mulai bersinar, permukaan daratan mendapat panas lebih cepat dibandingkan permukaan laut.

Baca juga: Beras Mahal, Penjual Pecel Lele di Yogyakarta Pilih Untung Sedikit daripada Harus Naikkan Harga

Karena itu, tekanan udara di darat menjadi lebih rendah ketimbang di laut. Hal ini yang menyebabkan adanya transfer kelembapan dari permukaan laut ke daratan.

Selain itu, suhu permukaan di daratan juga masih dingin pada pagi hari, yakni sekitar 21-22 derajat Celcius sehingga terjadi proses kondensasi, dan terbentuklah kabut tebal di sekitar wilayah pantai.

Adapun suhu dingin yang tercatat di Bandara Internasional Yogyakarta mencapai sekitar 17 derajat Celcius, sedangkan rata-rata suhu dingin di Yogyakarta mencapai 24 derajat Celcius.

"Singkatnya, suhu dingin dibarengi kelembapan permukaan yang tinggi sehingga terjadi kondensasi berupa pembentukan butiran air di udara yang mengambang. Kabut itu perlahan akan hilang menjelang siang, seiring meningkatnya suhu udara permukaan di wilayah tersebut," kata Warjono, Sabtu (9/9/2023), dikutip dari TribunJogja.com.

Baca juga: PKL Malioboro Geruduk Gedung DPRD Kota Yogyakarta

Kabut tebal ganggu aktivitas penerbangan

Warjono mengatakan, fenomena kabut tebal yang terjadi di Yogyakarta ini bisa mengganggu aktivitas penerbangan. Pasalnya, kabut yang sangat dekat dapat mengganggu pendaratan pesawat.

"Sehingga harus menunggu sampai cuaca memungkinkan. Kabut sampai di bawah 1.000 tentunya akan menggangu pendaratan, sedangkan untuk terbang masih bisa," ujar Warjono.

Imbauan BMKG

Fenomena kabut tebal disertai udara dingin ini diperkirakan akan berakhir pada bulan Oktober-November 2023.

Warjono mengimbau seluruh masyarakat agar lebih waspada dalam berkendara pada pagi hari karena kabut tebal dapat membuat jarak pandang berkurang.

Biasanya, dia menambahkan, sekitar pukul 07.00-08.00 WIB, kabut tebal perlahan mulai menghilang seiring dengan memanasnya suhu di permukaan.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul "Begini Penjelasan BMKG Yogyakarta Terkait Fenomena Kabut Tebal Disertai Udara Dingin di DIY"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Yogyakarta
Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Yogyakarta
Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com