Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Naik, Disperindag DIY: Ini Musim Paceklik

Kompas.com - 08/09/2023, 22:04 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga beras terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Hal ini juga terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Syam Arjayanti menyebut kenaikan harga ini karena saat ini sedang dalam musim kemarau sehingga angka produksi di bawah dari angka kebutuhan.

Harga beras naik kan, kalau bicara musim, ini musim paceklik,” ucapnya, Jumat (8/9/2023).

Menurut Syam, saat bulan Maret atau pada saat musim panen, angka produksi padi pasti di atas kebutuhan konsumsi. Hal ini berkebalikan pada saat memasuki musim kemarau.

Baca juga: Beras Mahal, Penjual Pecel Lele di Yogyakarta Pilih Untung Sedikit daripada Harus Naikkan Harga

“Ini diprediksi musim kemarau panjang. Sehingga memang dari Dinas Pertanian sudah menganjurkan untuk menanam palawija,” kata dia.

Berdasarkan pemantauan dari Dinas Perdagangan DIY seluruh jenis beras mengalami kenaikan, hingga melebihi harga eceran tertinggi (HET). Diketahui, HET beras medium saat ini dipatok di harga Rp 10.900. Namun sekarang beras medium naik menjadi Rp 13.000 per kilogramnya.

Langkah dari Dinas Perdagangan DIY untuk menekan harga beras yakni dengan melakukan operasi pasar dan pasar murah. Kegiatan ini akan diintensifkan hingga akhir 2023.

“Kemungkinan harga beras akan turun di bulan Februari, harapan kita harga beras tidak terus naik dengan adanya operasi pasar dan pasar murah,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, harga beras di Kota Yogyakarta mencapai tertinggi pada hari Jumat (8/9/2023). Bahkan menurut pedagang di Pasar Prawirotaman, harga beras pada hari ini menjadi yang tertinggi selama berjualan beras.

Salah satu pedagang beras di Pasar Prawirotaman, Idris mengatakan, untuk harga beras premium sekarang di angka Rp 14.500 per kg dari harga sebelumnya Rp 12.000. Sedangkan kualitas medium yang awalnya Rp 11.500, sekarang naik di angka Rp 13.000.

“Naik paling banter (kenceng) sudah sebulan ini, grafiknya terus naik. Kalau eceran ndak terlalu terasa karena satu minggu baru naik Rp 500, Kalau kelihatan naiknya itu kalau beli karungan,” ucap dia.

Kenaikan ini menurut dia menjadi yang tertinggi semenjak orangtuanya berjualan beras sampai dilanjutkan olehnya.

“Paling tinggi saya pribadi, orangtua saya, seumur-umur harga tertinggi,” kata dia.

Dia mendapatkan informasi dari distributor beras bahwa kenaikan terjadi karena saat ini memasuki musim kemarau. Sehingga para petani lebih memilih menanam palawija dibandingkan padi.

“Petani pada nanam palawija karena musim kemarau, setelah habis palawija kira-kira 5-6 bulan lagi. Itu yang biasanya panen raya, kalau seperti di Bantul tidak pengaruh karena panennya hanya blok-blok sawah,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com