YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga yang membandel membuang sampah sembarangan secara berulang terancam sanksi yustisi berupa denda maksimal sampai dengan Rp 50 juta.
Langkah ini dilakukan karena Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Satpol PP Kota Yogyakarta telah melakukan pembinaan secara nonyustisi kepada warga yang membuang sampah sembarangan.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat mengatakan, selama ini Satpol PP Kota Yogyakarta masih melakukan pembinaan nonyustisi, seperti mengingatkan dan memberikan teguran kepada para pembuang sampah sembarangan.
Baca juga: Dibuka Terbatas, TPA Piyungan Alami Peningkatan Sampah yang Dibuang
Pembuang sampah di jalanan juga dipanggil ke kemantren masing-masing dan membuat surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya.
Oleh sebab itu, Satpol PP Yogyakarta akan memproses yustisi atau hukum tindak pidana ringan bagi pembuang sampah sembarangan yang mengulangi perbuatannya.
“Selama ini masih melakukan pembinaan nonyustisi. Makanya yang berulang akan kita proses yustisi. Sejauh ini belum ada yang berulang,” kata Octo dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (24/8/2023).
Dia menjelaskan, Satpol PP Kota Yogyakarta selama 2023 sampai Agustus ini sudah memberikan 171 kali pembinaan nonyustisi kepada para pembuang sampah sembarangan. Sedangkan penindakan yustisi atau hukum dengan tindak pidana ringan sebanyak 4 kali.
Hasil penindakan yustisi melalui pengadilan itu diputuskan dikenai sanksi denda sekitar Rp 540.000. Penindakan yustisi itu dilakukan sebelum ada pembatasan volume sampah yang dibawa ke TPA Piyungan.
Proses yustisi pembuang sampah sembarangan mendasarkan pada Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 tahun 2012 tentang pengelolaan sampah.
Baca juga: Antisipasi Penumpukan Sampah, Pemkot Bandung Sebut Ada Opsi Pinjam Lahan TNI
“Perda mengatur larangan membuang sampah tidak pada tempat yang tersedia. Pelanggar aturan bisa dikenai pidana kurungan paling lama 3 bulan dan denda paling tinggi Rp 50 juta,” ucap dia.
Satpol PP Kota Yogyakarta tidak hanya mengingatkan dan memberikan teguran, tetapi juga memberikan edukasi kepada warga agar memilah sampah dan membawa sampah residu ke depo-depo sampah terdekat.
Termasuk menginformasikan terkait jadwal jam operasional depo sampah.
“Kami edukasi juga terkait jadwal buka tutup depo sehingga warga masyarakat tahu bahwa depo sampah yang ada masih bisa menerima sampah sesuai ketentuan waktu buka,” tambahnya.
Pemkot Yogyakarta sudah membuka depo-depo sampah dengan jam operasional secara terbatas, karena volume sampah yang bisa dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan juga dibatasi.
Baca juga: Atasi Sampah, Plh Wali Kota Bandung Minta Operasional TPA Legok Nangka Dipercepat
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah, sehingga hanya sampah residu yang dibawa ke depo.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo menilai, perilaku warga masyarakat yang masih melakukan pembuangan sampah di pinggir jalan atau di tempat yang tidak semestinya menjadi persoalan.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta sudah melakukan penyisiran dan pengangkutan tumpukan sampah di jalan-jalan. Namun demikian, tumpukan sampah muncul kembali.
“Sudah ada penindakan operasi tangkap tangan sampah (pembuang sampah sembarangan) ada seratus lebih dan dilakukan pembinaan. Masih kategorinya adalah pembinaan. Kalau pembinaan itu masih belum efektif, maka kami akan naikkan ke level penindakan karena di perda jelas. Sehingga kami mohon tidak membuang sampah lagi di tempat yang tidak seharusnya di jalan-jalan,” tegas Singgih saat jumpa pers perkembangan pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.