Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kabupaten di DIY Dilanda Kekeringan, Gunungkidul Berstatus Siaga Darurat

Kompas.com, 16 Agustus 2023, 00:08 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dua kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilanda kekeringan pada musim kemarau tahun 2023 ini. Dua kabupaten tersebut adalah Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul. 

“Gunungkidul sudah menetapkan siaga darurat. Kemudian Bantul sudah ada beberapa yang minta droping air dan Bantul sudah siaga darurat,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat, Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) DIY, Lilik Andy Aryanto saat dihubungi, Selasa (15/8/2023).

Untuk penanganan, menurut Lilik, setiap kabupaten masih memiliki stok air bersih. Misalnya di Kabupaten Gunungkidul, stok air bersihnya masih ada di tiap kapanewon. Lalu di tingkat kabupaten juga masih tersedia stoknya.

Baca juga: Pemkab Kediri Antisipasi Dampak Kekeringan pada Warga dan Pertanian

“Dari informasi yang kami peroleh dari kabupaten kota, baik Gunungkidul, Bantul dan Kulon Progo ini masih bisa menangani sendiri untuk dropping airnya,” imbuhnya.

Total kapanewon yang berpotensi terdampak kekeringan di Gunungkidul sebanyak 14 kapanewon. Namun belum seluruhnya meminta dropping air.

Sedangkan di Bantul, ada di kapanewon Dlingo.

“Jadi dari 14 kecamatan tadi ada beberapa wilayah. Tidak seluruh kecamatan itu, namun ada satu RT dalam satu kecamatan itu hitungannya dalam satu kecamatan,” ucap dia.

Menurutnya keadaan kekeringan sekarang ini masih tertangani dengan baik di tingkat kapanewon. Pasalnya di tingkat kapanewon masih memiliki stok logistik.

Dia mengatakan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY, musim kemarau tahun ini akan lebih panjang dari sebelumnya.

"Kalau dari BMKG kan menginformasikan pada tahun ini kemarau kemungkinan lebih panjang daripada tahun-tahun yang lalu, dan juga kemungkinan dampak itu," ucapnya.

Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Reni Kraningtyas menjelaskan dampak dari kemarau membuat sumber-sumber air bersih mulai langka.

"Ini banyak juga terjadi di wilayah Gunungkidul dan sekitarnya yang sudah di-dropping air bersih untuk mensuplai penggunaan air bersih di wilayah DIY," kata dia.

Menurut Reni, saat ini daerah yang kebutuhan air bersihnya mendesak adalah Kabupaten Gunungkidul.

Baca juga: 2 Kecamatan di Bandung Barat Krisis Air Bersih Imbas Kekeringan

Reni menyebut bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait dalam menanggulangi kekeringan di DIY. Ditambah kekeringan tahun ini dibarengi dengan fenomena el nino yang diprediksi membuat kekeringan semakin panjang.

"Kami sudah berkoordinasi berkolaborasi dan melakukan pertemuan untuk sosialisasi dan rapat dan memberikan imbauan untuk iklim saat ini lebih kering," ucap dia.

BMKG DIY juga telah mengirim informasi ini sedini mungkin kepada pemangku kebijakan untuk mengantisipasi kekeringan.

"Misalnya di dinas pertanian dan juga berusaha untuk mencari sumber-sumber air untuk wilayah pertanian. (Dinas) PU juga mensuplai, BPBD juga mensuplai terkait dengan dropping air bersih dan sebagainya," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau