YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dua kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilanda kekeringan pada musim kemarau tahun 2023 ini. Dua kabupaten tersebut adalah Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul.
“Gunungkidul sudah menetapkan siaga darurat. Kemudian Bantul sudah ada beberapa yang minta droping air dan Bantul sudah siaga darurat,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat, Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) DIY, Lilik Andy Aryanto saat dihubungi, Selasa (15/8/2023).
Untuk penanganan, menurut Lilik, setiap kabupaten masih memiliki stok air bersih. Misalnya di Kabupaten Gunungkidul, stok air bersihnya masih ada di tiap kapanewon. Lalu di tingkat kabupaten juga masih tersedia stoknya.
Baca juga: Pemkab Kediri Antisipasi Dampak Kekeringan pada Warga dan Pertanian
“Dari informasi yang kami peroleh dari kabupaten kota, baik Gunungkidul, Bantul dan Kulon Progo ini masih bisa menangani sendiri untuk dropping airnya,” imbuhnya.
Total kapanewon yang berpotensi terdampak kekeringan di Gunungkidul sebanyak 14 kapanewon. Namun belum seluruhnya meminta dropping air.
Sedangkan di Bantul, ada di kapanewon Dlingo.
“Jadi dari 14 kecamatan tadi ada beberapa wilayah. Tidak seluruh kecamatan itu, namun ada satu RT dalam satu kecamatan itu hitungannya dalam satu kecamatan,” ucap dia.
Menurutnya keadaan kekeringan sekarang ini masih tertangani dengan baik di tingkat kapanewon. Pasalnya di tingkat kapanewon masih memiliki stok logistik.
Dia mengatakan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY, musim kemarau tahun ini akan lebih panjang dari sebelumnya.
"Kalau dari BMKG kan menginformasikan pada tahun ini kemarau kemungkinan lebih panjang daripada tahun-tahun yang lalu, dan juga kemungkinan dampak itu," ucapnya.
Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Reni Kraningtyas menjelaskan dampak dari kemarau membuat sumber-sumber air bersih mulai langka.
"Ini banyak juga terjadi di wilayah Gunungkidul dan sekitarnya yang sudah di-dropping air bersih untuk mensuplai penggunaan air bersih di wilayah DIY," kata dia.
Menurut Reni, saat ini daerah yang kebutuhan air bersihnya mendesak adalah Kabupaten Gunungkidul.
Baca juga: 2 Kecamatan di Bandung Barat Krisis Air Bersih Imbas Kekeringan
Reni menyebut bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait dalam menanggulangi kekeringan di DIY. Ditambah kekeringan tahun ini dibarengi dengan fenomena el nino yang diprediksi membuat kekeringan semakin panjang.
"Kami sudah berkoordinasi berkolaborasi dan melakukan pertemuan untuk sosialisasi dan rapat dan memberikan imbauan untuk iklim saat ini lebih kering," ucap dia.
BMKG DIY juga telah mengirim informasi ini sedini mungkin kepada pemangku kebijakan untuk mengantisipasi kekeringan.
"Misalnya di dinas pertanian dan juga berusaha untuk mencari sumber-sumber air untuk wilayah pertanian. (Dinas) PU juga mensuplai, BPBD juga mensuplai terkait dengan dropping air bersih dan sebagainya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.