Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal PPDB Zonasi, Muhadjir: Sebelum Zonasi Justru Banyak Masalah

Kompas.com - 22/07/2023, 19:38 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berbasis zonasi menjadi polemik di berbagai daerah.

Terkait hal ini, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut zonasi lebih baik dari sistem sebelumnya.

"Sebetulnya dibanding sebelumnya jauh lebih kecil (masalah) sekarang, justru sebelum zonasi banyak masalah terutama pemalsuan nilai, jual beli kursi, dan ada kastanisasi sekolah," kata dia ditemui di SMA Muhammadiyah 1 Kota Yogyakarta, Sabtu (22/7/2023).

Baca juga: Marak Fenomena Numpang KK Saat PPDB Zonasi, Muhadjir: Pengawasannya Tidak Jalan

Menurutnya, sebelum diberlakukan zonasi, beberapa sekolah yang dinilai favorit oleh masyarakat bakal diserbu saat PPDB. Di sisi lain, ada sekolah non favorit justru tidak mendapatkan perhatian dari masyarakat.

"Itu yang kita hilangkan (kastanisasi sekolah) dengan sistem zonasi," kata dia.

Menurut Muhadjir, jika masih ada masyarakat yang  berebut bangku sekolah tertentu saat PPDB zonasi, seharusnya yang disalahkan adalah pemerintah daerah, karena belum bisa menciptakan pemerataan pendidikan.

"Kalau masih ada orangtua berebut sekolah tertentu jangan salahkan sistemnya tetapi salahkan pemerintah daerah kenapa kok sudah 6 tahun berjalan belum bisa menciptakan pemerataan di tempatnya," kata Muhadjir.

Baca juga: Edy Rahmayadi 3 Kali Sampaikan ke Jokowi Menolak Sistem Zonasi PPDB

Selain untuk menghilangkan kastanisasi pada sekolah, menurut Muhadjir, sistem zonasi juga bertujuan untuk mencegah adanya jual beli kursi sekolah saat PPDB.

"Sebetulnya menurut saya justru lebih bagus daripada dihapus, dibanding kompetisi bebas, siapa yang punya duit, sebagian juga memang karena pintar, sebagian karena punya jabatan. Kan dulu wakil rakyat banyak yang dapat kuota kursi, punya hak untuk memasukkan siapa saja di sekolah yang disebut favorit," kata dia.

 

Namun, jika ada kepala daerah yang tidak setuju dengan penerapan PPDB berbasis zonasi, menurut Muhadjir, hal itu sah-sah saja mengingat kebijakan zonasi adalah kebijakan yang masih bisa ditawar.

"Enggak ada masalah, kalau ada gubernur menolak silakan, kalau memang ada pilihan lebih bagus. Tetapi, harus sesuai dengan aturan, tidak boleh semaunya. Walaupun pendidikan itu kewenangan berbagi dengan pusat dan daerah, tapi daerah harus patuhi kebijakan nasional," ucapnya.

Menurut Muhadjir, PPDB berbasis zonasi ini sama dengan kebijakan Ujian Nasional, dapat dihapuskan.

Walaupun sampai sekarang belum ada standarisasi nasional yang betul-betul bisa diandalkan.

"Sama seperti dulu saat penghapusan Ujian Nasional, walaupun sekarang belum menemukan standarisasi nasional yang betul-betul diandalkan menurut saya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Yogyakarta
Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Ada Kades yang Ikut Penjaringan Bacawabup di Partai Golkar, Apdesi Bantul Minta Anggotanya Netral

Yogyakarta
Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Komplotan Pencuri di Yogyakarta Ditangkap, Sehari Ganjal 10 Mesin ATM, Uang Rp 150 Juta Disikat

Yogyakarta
Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Jelang Desentralisasi Sampah, Pj Wali Kota: Pembangunan TPST 3R Karangmiri Mundur

Yogyakarta
Tak Mau 'Snack Lelayu' Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Tak Mau "Snack Lelayu" Terulang Saat Pilkada, Ketua KPU DIY Minta Lebih Teliti

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com