Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah RS Mata Dr. Yap dan Sosok Dr. Yap Hong Tjoen

Kompas.com - 11/07/2023, 22:56 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Rumah Sakit Mata Dr. Yap ini adalah salah satu bangunan cagar budaya yang berada di kawasan Kotabaru, tepatnya di Jalan Cik Di Tiro No.5, Kota Yogyakarta.

Saat ini, status RS Mata Dr. Yap adalah sebagai rumah sakit swasta yang melayani masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

Sejak berdiri pada tahun 1923, RS Mata Dr. Yap merupakan rumah sakit khusus yang berfokus pada pelayanan kesehatan mata.

Baca juga: Mengenal Abdi Dalem Keraton Yogyakarta: Tugas, Pangkat, Pengangkatan, hingga Pemberhentian

Menjadi rumah sakit khusus mata pertama di Yogyakarta, rumah sakit ini telah berkontribusi kepada masyarakat sejak masa kolonial.

Tentunya sejak berdiri hingga saat ini, RS Mata Dr. Yap menyimpan sejarah panjang, termasuk pada masa penjajahan.

Baca juga: Kisah Abdi Dalem Mertolulut, Algojo Keraton Yogyakarta yang Melakukan Eksekusi Atas Perintah Raja

Sejarah Rumah Sakit Mata Dr. Yap

Sejarah RS Mata Dr. Yap diawali dari berdirinya Centrale Vereniging tot Bevordering der Oogheelkunde in Nederlandsch (CVO), sebuah balai pengobatan mata milik Dr. Yap Hong Tjoen yang didirikan pada 20 Juni 1921.

Awalnya Vereniging tot Bevordering der Oogheelkunde in Nederlandsch (CVO) berlokasi di Jalan Gondolayu, Yogyakarta. Namun setahun kemudian berpindah ke daerah Terban karena balai pengobatan mata sudah tidak memadai.

Baca juga: Siti Hinggil, Tempat Singgasana Sultan di Keraton Yogyakarta

Selanjutnya, berdirilah Rumah Sakit Mata sebagai kelanjutan dari Poliklinik Mata di Gondolayu.

Peletakan batu pertama Rumah Sakit Mata dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII pada 21 November 1922.

Hal ini dapat diamati pada prasasti yang berada di dinding teras bawah sisi barat berbentuk persegi bertuliskan “DE EERSTE STEEN GELEDG DOOR Z.H HAMENGKOE BOEWONO VIII OP DEN 21 STEN NOV 1922”.

Pembukaan rumah sakit mata ini dilakukan oleh Jenderal Mr. D. Fock pada 29 Mei 1923, setelah mendapat kuasa dari Ratu Belanda.

Awalnya, rumah sakit ini bernama Prinses Juliana Gasthuis voor Ooglijders yang artinya Rumah Sakit Puteri Juliana untuk Penderita Penyakit Mata.

Pada laporan tahun 1923 disebutkan bahwa jumlah pasien di rumah sakit ini sebanyak 3.823 orang, dengan jumlah tempat tidur pasien (zaal) yang tersedia ada 102 buah.

Selanjutnya, pada 12 September 1926 Dr. Yap Hong Tjoen mendirikan sebuah yayasan bernama Vorstenlandsch Blinden Instituut yang mengajarkan keterampilan bagi penyandang tunanetra.

Yayasan ini kemudian berganti nama menjadi Yayasan Mardi Wuto yang wadah untuk kemajuan para penyandang tunanetra, khususnya di wilayah Yogyakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Penyu Lekang Ditemukan Mati di Bantul, Diduga akibat Makan Sampah Plastik

Yogyakarta
Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Buang Sampah Sembarangan, Warga Sleman Didenda Rp 1 Juta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com