Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Antraks Gunungkidul, Warga Padukuhan Jati Jalani Sero Survei

Kompas.com - 07/07/2023, 23:54 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, melakukan sero survei kepada warga di Padukuhan Jati. Total ada 23 warga yang mengalami gejala.

"Rencananya 143 warga. Yang datang tidak sampai segitu. Tadi door to door juga, tapi totalnya berapa belum tahu," kata Kepala Dinas Kesehatan, Dewi Irawaty saat dihubungi kompas.com melalui telepon Jumat (7/7/2023) petang.

Dia belum dapat memastikan kapan hasil sero survei tersebut keluar. Pasalnya sero survei tersebut akan diperiksa di Balai Besar Veteriner (BBvet) di Bogor. 

Baca juga: Dinas DPKP DI Yogyakarta Beberkan Kronologis Ditemukannya Kasus Antraks di Gunungkidul

"Belum tahu, yang memeriksa BBvet Bogor, karena yang diperiksa di sana kan banyak. Kami juga belum mengetahui kapan hasilnya keluar. Semoga sesegera mungkin," kata dia.

Dewi mengatakan, dari yang diperiksa kemarin (6/7/2023) terdapat 23 orang bergejala. Dari jumlah tersebut, satu orang di antaranya harus dirawat di RSUD Wonosari.

"Kita akan surveilans terus, jadi masih panjang, kita pantau. Artinya kita masih mencari orang di luar dusun itu ikut mengonsumsi daging. Ada yang terpapar tadinya tidak bergejala menjadi bergejala," kata Dewi.

"Kita cari juga daging sudah keluar belum," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, seorang warga Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, yang harus dirawat di RSUD Wonosari, karena muncul gejala antraks.

"Iya ada satu orang yang harus dirawat di RSUD Wonosari karena munculnya gejala," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty saat ditemui di Kantornya Kamis (6/7/2023).

Dia mengatakan pasien lansia itu memiliki luka di tangan dan gejala lainnya. 

"Ada luka di tangan, bengkak kemudian mungkin. Ada gejala lain juga sehingga harus diopname," kata dia.

Dewr juga mengungkapkan pasien tersebut termasuk 85 orang yang terkonfirmasi antraks dari 125 orang yang diperiksa. Adapun total warga Gunungkidul yang terkonfirmasi dari dua kali pemeriksaan sebanyak 87 orang. 

Pada pemeriksaan pertama ditemukan 2 positif antraks. Kemudian pada pemeriksaan kedua ditemukan 85 positif.

Baca juga: Besok, 87 Suspek Antraks Gunungkidul Jalani Uji Serologi

 

"Jadi dia itu masuk yang 85 orang positif itu. Saat ini masih dirawat, untuk perkembangannya dokter yang mengetahui," kata dia.

Pasien dengan gejala tersebut diketahui ikut mengonsumsi hewan yang sudah mati dan disembelih.

"Iya riwayatnya ikut brandu," kata dia.

Disinggung mengenai KLB antraks, Dewi mengatakan tergantung cara pandang. Menurutnya, jika dari sisi medis dan ada yang meninggal seharusnya sudah berstatus KLB. Hal ini sesuai dengan peraturan menteri kesehatan.

"Intinya kami bawahan kepanjangan tangan pemerintah kabupaten kami menyampaikan hal ini," kata Dewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Seorang Pemuda Kuras Tabungan Pensiunan Guru Senilai Rp 74,7 Juta, Modusnya Pura-pura Jadi Pegawai Bank

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com