YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa sekolah tingkat SMA maupun SMK di wilayah terpencil masih kekurangan murid.
"Ada tiga SMA yang belum penuh, SMA Kokap Kulonprogo, SMA Samigaluh Kulonprogo, dan SMA Rongkop Gunungkidul," jelas Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Didik Wardaya ditemui di Kompleks Kepatihan, Senin (26/6/2023).
Menurut dia, ketiga SMA tersebut mengalami kekurangan murid karena lulusan SMP di kawasan itu memang tidak banyak.
Baca juga: Pengajuan Akun dan Verifikasi Berkas PPDB SMA/SMK Negeri di Jateng Diperpanjang Sampai 26 Juni
Selain faktor lulusan SMP yang sedikit tidak sesuai dengan daya tampung sekolah faktor geografis jugabturut memoengaruhi sedikitnya murid yang diterima di ketiga sekolah itu.
"Kebetulan tempatnya juga di atas kan (perbukitan), kalau yang di SMA Rongkop kan di perbatasan," kata dia.
Selain SMA, beberapa jurusan di SMK juga mengalami kekurangan murid seperti di SMK Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul, DIY.
"Tanjungsari itu kelautan (jurusan) sama kaya tahun kemarin kurang minat," ucap dia.
Baca juga: PPDB Jateng, Sekolah Baru SMA Negeri 9 Solo Sediakan 180 Bangku bagi Peserta Didik
Menurutnya, peserta didik lebih memilih sekolah yang dapat dijangkau.
"Anak-anak kan kalau bisa turun, mereka turun," imbuhnya.
Ke depan, Disdikpora DIY bakal melakukan evaluasi terkait permasalahan ini, agar peminat di sekolah-sekolah pinggiran kembali naik.
"Karena kan peserta didik diberi pilihan 3 sekolah, di Rongkop kan perbatasan anak-anak dari Jawa Tengah lebih milih di Jawa tengah," kata dia.
Kekurangan murid ini tidak akan mengganggu keberlangsungan SMA atau SMK. Menurut Didik, selama proses pembelajaran bisa dilakukan sekolah tetap berjalan.
Didik menjelaskan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini nilai Asesmen Standar Pendidikan Daerah (ASPD) masih diberlakukan. Namun, untuk jalur zonasi masih mementingkan jarak.
"Kalau tidak ada ASPD hanya jarak, hanya nilai rapor, ini kan standarnya beda tiap guru atau sekolah. Itu justru memberi ketidak adilan nantinya," kata dia.
ASPD berfungsi untuk memetakan kualitas siswa di masing-masing sekolah. Kemudian dilakukan untuk perbaikan.
ASPD tahun ini berdasarkan literasi sesuai dengan ANBK yang diselenggarakan kementerian hanya saja dilakukan pada tingkat akhir.
"Kalau skor ASPD seperti apa kita lakukan perbaikan dalam proses pembelajaran. Kalau literasi kan tidak bisa instan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.