KOMPAS.com - Makam Raja Imogiri atau Pajimatan Imogiri tak hanya menjadi kompleks makam bagi raja-raja Mataram Islam beserta keturunannya, namun juga menyimpan kisah Tumenggung Endranata.
Tumenggung Endranata yang disebut sebagai pengkhianat Kerajaan Mataram Islam diketahui juga dimakamkan di pajimatan tersebut, namun dengan cara yang tidak biasa.
Baca juga: Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri: Sejarah dan Daftar Nama Raja yang Dimakamkan
Tidak seperti keluarga raja lainnya yang dimakamkan secara terhormat, jasad Tumenggung Endranata justru dimakamkan di anak tangga menuju Pajimatan Imogiri.
Makam tersebut dapat dikenali dengan bentuknya yang tidak rata, tidak seperti bentuk anak tangga lainnya, sehingga membuatnya menjadi mudah ditemukan.
Baca juga: Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede: Sejarah dan Daftar Nama Raja yang Dimakamkan
Dilansir dari Kompas.com, Tumenggung Endranata yang memiliki nama asli Ngabehi Mertajaya adalah putra dari Tumenggung Wiraguna.
Sebelum dikenal sebagai pengkhianat Kerajaan Mataram Islam, ia adalah seorang seorang punggawa yang pernah membantu Sultan Agung, raja Kerajaan Mataram Islam dalam menaklukkan Demak dan wilayah sekitarnya.
Baca juga: Pemberontakan Trunojoyo: Penyebab, Kronologi, dan Dampak
Seperti diketahui, Sultan Agung Hanyokrokusumo (1593 -1645) adalah raja ke-3 yang pernah memerintah di Kerajaan Mataram Islam pada tahun 1613-1645, yang juga membangun Pajimatan Imogiri pada 1623.
Namun pengkhianatan Tumenggung Endranata kepada Sultan Agung membuat sang punggawa akhirnya dijatuhi hukuman mati.
Dilansir dari laman intisari.grid.id, menurut cerita lisan Serat Kandha, Tumenggung Endranata dimutilasi menjadi tiga bagian oleh Sultan Agung.
Bagian kepala Tumenggung Endranata dipancangkan di alun-alun Jayakarta sebagai peringatan bagi Belanda.
Kemudian bagian kakinya dibuang ke laut sebagai simbol pengusiran dari tanah Jawa.
Sedangkan badannya dikubur di makam raja-raja Mataram yang berlokasi di Imogiri sebagai penghinaan bagi Tumenggung Endranata.
Hukuman ini merupakan bentuk kemarahan dan kesedihan Sultan Agung atas pengkhianatan yang telah merugikan Mataram secara besar-besaran.
Pengkhianatan yang telah dilakukan Tumenggung Endranata kepada Kerajaan Mataram Islam membuatnya dianggap sebagai musuh bagi seluruh rakyat Jawa dan tidak layak mendapatkan tempat yang terhormat di dunia maupun di akhirat.
Berbagai sumber sejarah menyebutkan, setidaknya ada dua kesalahan besar yang membuat Tumenggung Endranata dijatuhi hukuman tersebut.