YOGYAKARTA, KOMPAS.com - SMKN 2 Kasihan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau akrab dikenal masyarakat dengan nama Sekolah Menengah Musik (SMM), seakan-akan menjadi tujuan musisi muda di Yogyakarta untuk menimba ilmu di bidang musik.
Sekolah yang memiliki suasana asri ini terletak di Jalan PG Madukismo, Kasihan Bantul, DIY. Letaknya di pinggiran Kabupaten Bantul ini membuat SMM mudah dijangkau oleh murid-murid dari Bantul maupun Kota Yogyakarta, mengingat letaknya juga berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta.
Baca juga: Cerita Kakek Putri Ariani, Sempat Kesulitan Merawat Putri karena Keinginan Musiknya Tinggi
Dalam melakukan seleksi masuk peserta didik, skill atau kemampuan memainkan alat musik tidak menjadi nomor satu.
Kepala Sekolah SMM Agus Suranto mengatakan saat seleksi masuk SMM kemampuan bermain alat musik bukanlah yang utama, bagi SMM yang utama adalah calon peserta didik memiliki kepekaan dan kesenangan dalam bidang musik.
"Pintu kami terbuka lebar bagi siapapun siswa yang memiliki bakat, minat, talenta, kemauan mempelajari di musik. Artinya semua hak punya peluang yang sama bahkan disabilitas juga sama," ucap dia, Rabu (14/6/2023).
Tes musik untuk masuk ke SMM memang ada tetapi tidak harus dengan praktik. SMM memiliki tim yang bisa mengidentifikasi bahwa anak yang medaftar memiliki bakat atau tidak.
"Bakat itu seperti bejolan mata tunas, nah itu akan tumbuh ketika itu dirawat. Tetapi kalau tidak dirawat jadi benjolan. Tidak ditandai dengan bisa memainkan alat musik tetapi ditandai dengan merasakan musik," jelas Agus.
Baca juga: Dipuji Eks Drummer Dream Theater, Deden Ingin Buka Sekolah Musik
Bisa merasakan musik inilah yang menjadi modal para guru di SMM memoles peserta didiknya hingga tak sedikit dari ereka yang dapat berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.
"Karena basic dasar itu bisa merasakan musik, kadang-kadang musik sumbang tidak menyadari. Tapi ada orang lain yang telinganya risih," ucap dia.
Terpenting bagi SMM adalah kemampuan merasakan musik, setelah masuk di SMM semua peserta didik mulai dari nol semua.
"Tidak perlu takut, mungkin alatnya saja tidak pernah melihat apalagi mempraktikkan. Tidak perlu khawatir nanti kan ada perkenalan, sampai memperlakukan alat itu (musik)," jelas dia.
Menurut Agus, dengan menerima peserta didik dari nol, SMM justru lebih leluasa dalam mengarahkan peserta didik.
"Lebih leluasa membentuknya, beda kalau sudah punya teknik. Nanti ketika kami mau mengubah jadi sulit karena sudah baku," kata dia.
Dengan metode ini yang diterapkan oleh SMM banyak siswa yang berprestasi seperti yang terakhir adalah Putri Ariani dan kelompo musik Sociall Call.
Putri Ariani mendapatkan golden buzzer dari Simon Cowell dalam ajang pencarian bakat America's Got Talent (AGT). Sedangkan Sociall Call menjuarai International Online Jazz Competition.
Sociall Call merupakan kelompok jazz yang beranggotakan 3 orang yakni Rhein Nabeel Cheserian pada piano, I Gede Nayaka Farell Adinata pada gitar, dan Rachel Saron El Shamma J pada vokal.
"Sociall Call juara 1 (internationall Online Jazz Competition) dan satu personel mendapatkan pemain terbaik," kata Agus.
"Player terbaik I Gede Narayaka Farell Adinata," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.