YOGYAKARTA,KOMPAS.com - 25 tahun silam, tepatnya pada 8 Mei 1998, terjadi aksi demo di Jalan Gejayan menuntut reformasi dan turunnya Presiden Soeharto. Aksi demo tersebut, diwarnai bentrokan dengan aparat keamanan.
Seorang pria bernama Mozes Gatotkaca menjadi korban meninggal dunia dalam peristiwa itu. Mozes Gatotkaca ditemukan dalam posisi tergeletak di sekitar perempatan sisi timur jalan yang saat ini menjadi Jalan Mozes Gatotkaca.
Sebenarnya Mozes Gatotkaca tidak ikut dalam aksi demo di Jalan Gejayan. Mozes hanya seorang warga yang tinggal di Gang Brojalamatan nomor 6A, Mrican, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman. Saat itu, Mozes ke area demo karena hendak mencari makan malam.
Pada 13 Mei 2023 pagi, Kompas.com menuju salah satu kompleks perumahan daerah Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman untuk menjumpai keluarga Mozes Gatotkaca. Kompleks perumahan saat itu terlihat sepi. Hanya ada anak-anak yang sedang duduk sembari bercanda di gazebo.
Satu pohon yang rimbun memayungi gazebo tersebut. Sepeda-sepeda mereka tampak disandarkan di pinggir jalan gang, dekat gazebo. Kompas.com, kemudian menghampiri dan bertanya nomor rumah kepada anak-anak di gazebo itu.
Mereka ternyata mengetahui nomor rumah tersebut. Anak-anak ini lantas bersama-sama beranjak dari gazebo. Mereka bergegas mengenakan sandal, kemudian berlari sambil melihat satu per satu urutan nomor rumah yang terpasang.
"Ini...ini Mas. Ini rumahnya mas," teriak salah satu anak.
Setelah itu, mereka kemudian berlari kembali ke gazebo. Suara langkah kaki anak-anak tersebut semakin lama semakin lirih hingga tak terdengar lagi. Suasana sunyi kembali menyeruak di gang kompleks tersebut.
Tak lama, seorang ibu keluar dari pintu samping rumahnya setelah mendengar ada tamu. Senyum ramah ibu ini menyambut kedatangan Kompas.com di depan teras rumahnya.
Ibu ini ternyata kakak kandung dari Mozes Gatotkaca bernama Tinny. Kakak Mozes Gatotkaca ini kemudian mempersilakan Kompas.com masuk ke ruang tamu.
"Silahkan masuk, dipakai saja sepatunya tidak apa-apa," ujar Tinny.
Kesedihan, tampak di wajah Tinny ketika mendengar nama adiknya Mozes Gatotkaca. Peristiwa tersebut terjadi sudah lama dan cukup berat untuk diceritakanya kembali.
Tinny lantas mencoba membuka kembali lembaran-lebaran ingatanya tentang adiknya Mozes Gatotkaca. Ia kemudian memanggil putranya yang bernama Dika untuk menemaninya.
Di tengah kesunyian suasana kompleks perumahan tersebut, Tinny menceritakan bahwa Mozes Gatotkaca dulu tinggal di rumah orangtuanya di Gang Brojolamatan nomor 6A Mrican, Kapanewon Depok, Kabupatan Sleman. Mozes Gatotkaca saat itu tinggal seorang diri.
"(Mozes Gatotkaca) tinggal sendiri. Iya itu (rumah di Gang Brojolamatan nomor 6A) rumah orang tua. Ibu saya sudah tidak ada, ayah saya juga. Jadi dia tinggal sendiri," tuturnya.
Mozes Gatotkaca saat itu statusnya sudah bukan mahasiswa. Adiknya tersebut kuliah di Akademi Perindustrian dan Akademi Mesin Industri (Akprind) Yogyakarta dan sudah lulus. Saat itu, Mozes Gatotkaca merupakan pekerja lepas atau freelance.
"Mozes anak paling kecil, saya tertua. Kebetulan dia laki-laki sendiri. Saat itu belum menikah, masih bujang. Sudah tidak kuliah, bekerja freelance," tuturnya.
Pada 8 Mei 1998, Mozes Gatotkaca keluar dari rumahnya di Gang Brojolamatan 6A Mrican, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman. Mozes Gatotkaca saat itu hendak ke rumah salah satu temanya.
"Itu kan sebenarnya, dia itu kumpul-kumpul sama teman-temanya di rumah salah satu temanya, putra seorang dokter. (Rumah temanya) di daerah dekat De Britto situ," ucapnya.
Mozes Gatotkaca kemudian keluar dari rumah temannya tersebut untuk mencari makan. Tinny mengungkapkan, saat mencari makan tersebut adiknya tidak sendirian. Mozes Gatotkaca pergi mencari makan bersama temanya.