Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Siswa: Sejarah, Tokoh, dan Ajaran

Kompas.com - 03/05/2023, 20:00 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Taman Siswa merupakan sebuah organisasi di bidang pendidikan yang berdiri pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta oleh Ki Hajar Dewantara.

Pada awal masa pendiriannya, organisasi ini bernama National Onderwijs Institut Taman Siswa atau Perguruan Taman Siswa.

Baca juga: Hari Pendidikan Nasional dan Mengenal Nama Asli Ki Hajar Dewantara

Menurut asal namanya, taman berarti tempat bermain atau tempat belajar dan siswa berarti murid.

Sejak berdiri hingga saat ini, Perguruan Taman Siswa terus menerapkan sistem pendidikan nasional yang berdasarkan budaya bangsa Indonesia dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.

Baca juga: Sejarah Hari Pendidikan Nasional, Mengenang Hari Lahir Bapak Pendidikan Nasional

Saat ini Perguruan Taman Siswa masih menjalankan perannya mulai dari tingkat taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.

Baca juga: Biografi Douwes Dekker, Tokoh Tiga Serangkai Pendiri Indische Partij Asal Pasuruan

Sejarah Taman Siswa

Dilansir dari laman Kemendikbud, Taman Siswa pertama kali didirikan pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta.

Gagasan pendiriannya berasal dari hasil Sarasehan "Selasa Kliwonan" di mana peserta diskusi sangat prihatin terhadap sistem pendidikan kolonial yang materialistik, individualistik, dan intelektualistik.

Pendidikan kolonial masih didasarkan pada diskriminasi rasial yang di dalamnya sudah terdapat pemahaman kepada anak-anak bumiputra yang menebarkan inferioritas.

Seperti diketahui, pemerintah kolonial menerapkan diskriminasi pendidikan sesuai dengan status sosial masyarakat Indonesia.

Saat itu, rakyat jelata hanya diberikan pendidikan setingkat Sekolah Dasar, sedangkan kaum priyayi dan bangsawan Eropa boleh menempuh pendidikan tinggi, bahkan mendapat akses untuk berkuliah di Eropa.

Sehingga muncul keinginan untuk menyediakan sistem pendidikan yang humanis dan populis, yang “memayu hayuning bawana” (memelihara kedamaian dunia).

Hal ini karena menurut Ki Hajar Dewantara, sistem pendidikan yang mengena bagi bangsa Timur adalah pendidikan humanis, kerakyatan, dan kebangsaan, yang mengarahkan kepada politik pembebasan atau kemerdekaan.

Dari sistem pendidikan yang baik tersebut, maka akan dihasilkan anak bangsa calon pemimpin rakyat dapat memberikan pendidikan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Taman Siswa kemudian berkembang dengan pesat karena sifatnya yang merakyat.

Namun pendirian Taman siswa tidak disambut baik oleh pemerintah kolonial, bahkan menimbulkan kecemasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Yogyakarta
Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Yogyakarta
Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Yogyakarta
Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Yogyakarta
Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Yogyakarta
Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Yogyakarta
Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Yogyakarta
DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

Yogyakarta
Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Yogyakarta
Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Yogyakarta
DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Senilai Rp 23 Miliar Ditangkap

DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Senilai Rp 23 Miliar Ditangkap

Yogyakarta
Bangkai Penyu Terdampar di Pantai Glagah, Ada Luka di Kaki dan Mulut

Bangkai Penyu Terdampar di Pantai Glagah, Ada Luka di Kaki dan Mulut

Yogyakarta
Update Tawuran Pelajar di Yogyakarta, 6 Dikembalikan ke Orangtua, Satu Diproses Hukum

Update Tawuran Pelajar di Yogyakarta, 6 Dikembalikan ke Orangtua, Satu Diproses Hukum

Yogyakarta
Pilkada Yogyakarta 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Pilkada Yogyakarta 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com