Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

H+3 Idul Fitri Diprediksi Jadi Puncak Wisatawan Datang ke Kota Yogyakarta

Kompas.com, 18 April 2023, 10:09 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta memrediksi, puncak kedatangan wisatawan ke Kota Yogyakarta adalah pada H+3 Idul Fitri.

"H+3 mulai puncaknya. Kalau H+1 dan 2 banyak orang di lingkungan keluarga, kalau H+3 sudah wisata dan jalan-jalan," kata Kabid Angkutan dan Keselamatan Lalu Lintas Dishub Kota Yogakarta, Harry Purwanto, Senin (17/4/2023).

Menurutnya, ada dua destinasi wisata favorit keluarga di Kota Yogyakarta, yakni di Jalan Malioboro dan Kebun Binatang Gembira Loka (GL Zoo).

Baca juga: Car Free Night di Malioboro Ditiadakan dari H-3 hingga H+5 Lebaran

Diprediksi, ada sebanyak 5,9 juta orang akan masuk ke wilayah DI Yogyakarta. Sedangkan perhitungan kasar warga yang berkunjung ke Kota Yogyakarta adalah 60 persen dari jumlah tersebut.

"Yang melakukan kunjungan ke Kota Yogyakarta ada 3,4 juta, yang masuk ini yang harus kita kelola," ucap dia.

Dari survei yang dilakukan Dishub Kota Yogyakarta, pada Hari Raya Lebaran sebanyak 173.000 mobil pribadi akan masuk ke Kota Yogyakarta untuk berwisata bersama keluarga.

"Kita tahu Jalan Malioboro hanya sekitar 1,2 Km, lingkar giratori 5,2 Km. Nah, kalau misalnya sampai ratusan ribu mobil masuk bareng pasti akan stuck. Oleh karena itu kami menyiapkan bersama pihak polisi rekayasa lalu lintas," jelas dia.

Pertama, rekayasa lalu lintas yang akan diberlakukan adalah mulai 19 April sampai dengan H+5 Lebaran. Car free night yang biasanya diberlakukan di Jalan Malioboro untuk sementara waktu akan dihapuskan terlebih dahulu.

"Bertujuan untuk menambah kapastias jalan, kalau ada peningkatan jumlah kendaraan lagi kita buat sistem buka tutup," kata dia.

Baca juga: 21 April 2023 Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik dengan KA dari Jakarta

Harry mencontohkan, buka tutup bisa dilakukan untuk mengurangi kepadatan kendaraan mengingat jalan masuk Malioboro sebanyak 3 jalur dari Tugu, Kleringan, dan Jalan Mataram.

"Nanti akan kita buat satu pintu dari Jalan Mataram kalau sudah puncak, tetapi itu tidak permanen, kalau turun kita buka lagi," kata dia.

Harry menambahkan, jika kondisi jalan benar-benar sudah penuh maka rekayasa lalu lintas juga akan diterapkan pada ring 2 Malioboro yakni di simpang Wirobrajan, Tugu, simpang empat Pingit juga akan dilakukan buka tutup.

"Bisa kita lebarkan di ring 2 simpang Wirobrajan, Tugu, Pingit kita buka sistem buka tutup," beber dia.

Sebelumnya, demi mengurai kemacetan pada H-3 dan H+3 Idul Fitri, Jajaran Polresta Yogyakarta mulai berlakukan rekayasa lalu lintas.

Baca juga: Arus Mudik Meningkat, Stok BBM dan LPG di Jateng serta Yogyakarta Dipastikan Aman

Rekayasa lalu lintas berupa pengahpusan sementara car free night akan mulai diterapkan di beberapa ruas jalan salah satunya adalah Malioboro, mengingat kawasan Malioboro merupakan kawasan destinasi wisata saat libur Idul Fitri.

"Kami sudah berkoordinasi dengan dishub kota jogja, dishub DIY kita bersepakat bahwa nanti pada H-3 dan H+3 untuk setiap hari yang dilaksanakan car free night itu ditiadakan," kata Kasatlantas Polresta Yogyakarta AKP Maryanto, Kamis (13/4/2023).

Ia menambahkan, tujuan dari penghapusan sementara car free night di Malioboro untuk memberikan akses kepada pengunjung untuk menikmati Malioboro, sekaligus mengurangi volume kendaraan di sekitarnya.

"Untuk mengurangi volume kendaraan yang berada di seputaran kawasan Malioboro dan jalan sirip-siripnya baik yang di Jalan Pasar Kembang, Jalan Bhayangkara, Jalan Mataram, sehingga arus lalu lintas bisa berjalan dengan lancar," jelas dia.

Untuk diketahui car free night diterapkan pada hari-hari biasa pada pukul 18.00 hingga pukul 21.00, sehingga kawasan Malioboro menjadi pedestrian sepenuhnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau