Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Asuh dan Pola Makan Jadi Penyebab "Stunting" di Gedongtengen Kota Yogyakarta

Kompas.com - 04/04/2023, 08:58 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Angka kasus stunting di Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta, meningkat pada tahun 2023 ini. Berbagai faktor menjadi penyebab meningkatnya angka kasus stunting di kawasan ini.

Mulai dari pola asuh orangtua dan pola makan anak menjadi dua faktor penyebab stunting meningkat.

"Tahun 2023 berdasarkan pemantauan gizi bulan Februari 2023 kemarin itu ada 20,8 persen. Jadi memang tinggi di sini (Gedongtengen) karena yang ditimbang juga banyak," ujar Nutrisionis Puskesmas Gedongtengen Gupita Puspa, Kamis (30/3/2023).

Lanjut Gupita, pada bulan Februari lalu terdapat 477 balita yang mengikuti pantauan gizi atau penimbangan. 

Baca juga: Posyandu dan Pondok Ceting, Siasat Pemkot Medan Turunkan Angka Stunting

"Yang kita timbang 400-an balita. Kita temukan stunted 84 anak. Jadi persentasenya tinggi," ucap dia.

Pihak Puskesmas Gedongtengen menduga penyebab dari banyaknya balita yang mengalami stunting karena pola makan dan pola asuh. Pasalnya, banyak ibu yang harus bekerja, sementara anaknya diasuh oleh neneknya.

"Ada yang kita cek, yang sakit. Jadi kita temukan ternyata ada yang kena penyakit paru atau TB, ada yang anemia. Dengan adanya penyakit, berat badan anak kan turun, dan lama-lama berpengaruh ke tinggi badan," kata dia.

Gupita menjelaskan untuk asupan gizi bagi anak harus seimbang. Dalam hal ini tak hanya sayuran, tetapi juga butuh asupan gizi dari protein hewani.

"Lauk yang diutamakan untuk mencegah stunting ini kan protein hewani masih pada kurang,. Banyak yang nasi dengan sayur saja atau tempe," paparnya.

Ia menambahkan, masih banyak orangtua yang belum dapat memenuhi kebutuhan protein hewani bagi anak. Beberapa dari pasien mengaku kesulitan untuk membeli protein hewani karena faktor ekonomi.

"Ya juga yang karena faktor ekonomi," ucapnya.

Puskesmas Gedongtengen mengundang anak-anak yang memiliki kriteria tinggi badan di bawah rata-rata. Tujuannya adalah memeriksa secara langsung kondisi gizi anak.

Baca juga: Perjuangan Kader Posyandu di Semarang Atasi Stunting, Terjang Rob untuk Bagikan Makanan Tambahan

Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh dokter. Lalu ada juga pengecekan laboratorium mulai dari cek urin, cek feses, dan cek darah. Pihaknya juga melibatkan psikolog.

"Setelah itu kita rujuk ke rumah sakit. Ada orangtuanya yang mau tetapi ada juga yang menolak juga. Menganggap anaknya baik-baik saja juga ada," ucap dia.

Puskesmas tidak bisa memaksa orangtua yang menolak untuk memeriksakan anaknya. Oleh sebab itu Puskesmas juga melibatkan Babinsa dan Polsek untuk jemput bola melakukan pemeriksaan kepada anak yang mengalami kurang gizi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Hari Jadi Gunungkidul Berubah dari 27 Mei Menjadi 4 Oktober

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1- 31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo

Yogyakarta
Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Sakit Setelah Latihan Bela Diri, Mahasiswa di Sleman Meninggal

Yogyakarta
May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

May Day 2024, Buruh Perempuan di Jateng Tuntut Perlindungan dari Negara

Yogyakarta
Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Cerita Buruh DIY yang Tak Bisa Beli Rumah: Gaji Kecil, Harga Hunian Gila-gilaan

Yogyakarta
'May Day', Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

"May Day", Buruh di Yogyakarta Tuntut Perumahan Murah, Subsidi Transportasi, dan soal Pendidikan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Kronologi Demo Warga di Pendapa Bupati Banjarnegara Ricuh, 12 Orang Luka-luka

Yogyakarta
Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Buka Pendaftaran Pilkada, Demokrat Gunungkidul Ingin Ada Calon Perempuan

Yogyakarta
Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Arti 3 Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Trilogi yang Dicetuskan Bapak Pendidikan Indonesia

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com