YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Seorang pria tampak sedang memesan sejumlah nasi padang di Jalan Godean. Pria ini meminta agar pesanannya dibungkus.
Usai membayar di kasir, hujan mulai turun membasahi Jalan Godean. Pria yang mengenakan celana pendek dan sandal ini lantas segera ke luar warung untuk mengambil jas hujan.
Ia kemudian meminta satu lagi plastik keresek untuk melindungi nasi yang dibungkusnya tidak basah terkena air hujan.
Tidak mengunggu reda, di tengah guyuran hujan pria ini langsung menaiki motor menuju indekos daerah Taman Siswa, Kota Yogyakarta dan Kalasan Sleman untuk mengantarkan makanan.
Ia rela menerobos hujan karena tidak ingin, orang yang menghubunginya karena membutuhkan bantuan makan sampai menunggu lama. Makanan yang diantarkan ke tujuan itu pun diberikan secara gratis.
Baca juga: Kisah Widyo, Pemilik Bolang-Baling Legendaris yang Bertahan Sejak Tahun 1973 di Kota Semarang
Pria ini bernama Evan asal Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Evan saat ini tinggal daerah Maguwoharjo, Kabupaten Sleman.
Evan menceritakan saat ini bekerja freelance dan tinggal di indekos daerah Pugeran, Maguwoharjo, Sleman.
Pada bulan Desember 2022 lalu pria berusia 26 ini merasakan kehabisan uang hingga kesusahan untuk makan.
Ia kehabisan uang karena ada kebutuhan mendesak. Uang untuk membeli makan, saat itu mau tidak mau digunakan untuk membetulkan handphone yang rusak. Sementara saat itu dirinya belum menerima gaji dari pekerjaanya.
"Saya mengalami, waktu kehabisan uang sampai nggak bisa makan rasanya sakit, bukan sakit di badanya, rasanya kesal sama diri sendiri, kok bisa sih sampai begini. Saya mengalami kayak gitu Desember lalu, pas ulang tahun," ujar Evan saat ditemui Kompas.com di warung Nasi Padang Jalan Godean, Rabu (22/2/2003).
Baca juga: Yatimplay Semarang, Berbagi Bersama Anak Yatim dengan Cara Unik
Dari kondisi itu Evan kemudian merenung. Dari renungannya itu, pria asal Wonosari ini merasa bahwa kondisi kesulitan membeli makan karena tidak punya uang tentu juga dirasakan oleh orang lain.
Dalam hatinya Evan berpikir dirinya yang sudah bekerja saja sampai kehabisan uang untuk makan. Apalagi dengan anak-anak mahasiswa yang indekos.
Mereka hanya mengandalkan kiriman dari orangtua. Ketika kiriman belum datang karena orangtua kesulitan ekonomi, maka mereka pun akan mengalami hal yang sama yakni kesulitan untuk makan.
"Dari situlah saya berpikir, what can i do untuk membantu kondisi yang persis kayak gitu," ucapnya.
Dari kondisi itulah, pada awal Januari 2023 Evan kemudian bangkit dan tergerak untuk membantu orang lain, baik mahasiswa maupun warga masyarakat yang benar-benar dalam kondisi kesulitan untuk makan.
Terlebih dirinya membaca informasi di media sosial tentang kisah yang dialami oleh salah satu mahasiswi kesulitan membayar UKT. Bahkan sampai mahasiswi ini kesulitan untuk makan sehari-hari hingga teman-temanya membantu membelikan makan.
Evan pun merasa sedih dengan kondisi yang dialami mahasiswi tersebut. Hal itulah yang semakin membulatkan tekadnya bergerak secara individu untuk membantu orang yang dalam kondisi tidak punya uang untuk makan.
Hal itu Evan lakukan, meskipun kondisi hidup serba pas-pasan karena tidak penghasilannya tidak tetap.
"Saya ingin tepat sasaran, jadi yang benar-benar darurat. Jadi ya saya naruh nomor WA saya di Twitter, jadi kalau ada yang butuh banget makan, tinggal kontak saja, nggak usah keluar kos, share loc saja saya antar ke sana," tegasnya.
Usai membagikan nomor WhatsApp (WA) tersebut, banyak yang menghubunginya karena kesulitan untuk makan. Sebagian besar adalah anak-anak mahasiswa yang indekos. Sebagian lagi pekerja hingga orang yang sedang sakit.
Para mahasiswa yang menghubunginya tersebut rata-rata kehabisan uang. Sementara kiriman dari orangtua belum datang.
"Sudah banyak, ratusan. Rata-rata mahasiswa yang indekos ya sekitar 70 persen. Sisanya pekerja, ada juga orang yang sedang sakit," ucapnya.
Setiap kali ada chat masuk, Evan sesegera mungkin langsung bergerak untuk membeli makan dan mengantarkan ke lokasi. Sehingga bisa segera sampai di lokasi dan orang tersebut bisa lekas makan.
Awalnya Evan yang tidak mempunyai sepeda motor pun rela mengayuh sepedanya mengantarkan makanan.