Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kampung Giriloyo, Sentra Batik Tulis di Kabupaten Bantul

Kompas.com - 07/02/2023, 10:50 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Batik dengan berbagai coraknya, tidak bisa dilepaskan dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Salah satu wilayah penghasil batik tulis, berada di Padukuhan Giriloyo, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul.

Sempat terpuruk karena gempa 2006, Kampung Batik Giriloyo kembali bangkit mengembangkan wisata edukasi.

Ketua 2 Paguyuban Batik Giriloyo Nur Ahmadi menyampaikan, batik tulis sudah ada sejak zaman Mataram Islam atau sekitar Abad 17. Saat itu, kerajaan Mataram sedang membangun makam raja-raja di Imogiri.

Baca juga: Perajin Batik di Giriloyo Bantul Kehilangan 17 Kain Batik Tulis

Pada momen itu, banyak anggota kerajaan mengenalkan dan mencari perajin batik di sekitar Imogiri. Hal ini lantaran, banyak kegiatan dan upacara adat Kraton Mataram yang harus menggunakan batik.

Banyak warga Giriloyo yang akhirnya diajari membatik karena wilayahnya yang tak jauh dari makam Makam Raja Imogiri.

"Salah satunya ketemu di Giriloyo, tepatnya Cengkehan, Karang Kulon," kata Nur saat ditemui wartawan Senin (6/2/2023).

Nur mengatakan, seiring berjalannya waktu Giriloyo berubah menjadi sentra batik. Banyak warganya yang menjadi pembatik, dan hasil karya warga disukai pembeli.

Awalnya mereka membatik di kain putih. Selesai dibatik langsung di kirim ke Kota Yogyakarta, tepatnya di sekitar Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat.

Puluhan tahun menjalani rutinitas, masyarakat Giriloyo sempat terpuruk akibat Gempa DIY-Jateng pada 27 Mei 2006 lalu. Namun, setelah ada pendampingan dari berbagai pihak, mereka bangkit dari keterpurukan.

"27 Mei 2007 kami mendeklarasikan kebangkitan batik di Giriloyo. Saat itu kami menggelar selendang terpanjang 1.200 meter masuk rekor MURI," kata Nur.

Hal itulah menjadi tonggak masyarakat kembali mengembangkan batik tulis. Dijelaskannya, perajin batik Giriloyo memproduksi batik tulis bermotif klasik Mataram, seperti Sido Asih, Wahyu Tumurun, Sido Mukti, Sido Luhur, Parang hingga Kawung.

Baca juga: Didampingi Atikoh Ganjar, Iriana Jokowi Kunjungi Pelaku UMKM Batik dalam Kunjungan Pameran Dekranasda di Kawasan Borobudur

Kini jumlah perajin batik tulis mencapai 540 orang. Mereka menggunakan bahan alami dan kimia untuk memberi warna dalam batiknya.

"Pewarnaan menggunakan alam seperti kulit kayu dan pewarna kimia. Nah, pewarnaan secara kimia kami sudah mengolah limbah batik agar netral dan tidak mencemari lingkungan Giriloyo,"kata dia.

Untuk memasarkan hasil karya warga, mereka memanfaatkan sistem online dan offline. Adapaun online menggunakan website, dan media sosial. Sementara untuk offline memanfaatkan pameran. Sehingga, lanjut Nur, batik tulis bisa diterima nasional, maupun internasional.

"Jadi istilahnya kami ini lokal diterima dan internasional kami terima,"kata dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Klaten

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Solo Balapan dan Purwosari

Yogyakarta
Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Jadwal KRL Solo-Jogja 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Solo ke Arah Yogyakarta

Yogyakarta
Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Ditinggal Hajatan, Dua Rumah di Gunungkidul Ludes Terbakar, Termasuk Sertifikat dan 20 Gram Emas

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Pemkot Yogyakarta Kembali Komunikasi dengan Warga Piyungan untuk Bangun TPST

Yogyakarta
Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Masih Banyak Jalan Rusak, Pemkab Gunungkidul Ajukan Perbaikan ke Pemerintah Pusat

Yogyakarta
YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

YIA Jadi Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng dan DIY, Sultan Harap Penerbangan Ditambah

Yogyakarta
Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, 'Rasah Kesusu'

Soal Pj Kepala Daerah Maju Pilkada, Sultan: Perlu Dipertimbangkan, "Rasah Kesusu"

Yogyakarta
Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Hardiknas, Haedar Nashir: Pendidikan Bukan Pabrik Pencipta Robot

Yogyakarta
Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Tarif Pariwisata di Bantul Naik mulai 1 Mei, Sekian Besarannya

Yogyakarta
PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Yogyakarta, Baru Satu Orang yang Ambil Formulir Pendaftaran

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Buruh Tuntut Rumah Murah, Kepala Disnakertrans DIY: Kami Komunikasikan

Yogyakarta
Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Jadwal KRL Jogja-Solo 1-31 Mei 2024, Berangkat dari Yogyakarta ke Arah Solo

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com