KULON PROGO, KOMPAS.com – Satu buah kelapa yang sedang bertunas ditanam hingga semua bagian buah itu tenggelam dalam pasir Pantai Bidara, pantai wisata yang berada di Gumuk Waru, Kalurahan Bugel, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tunas hijau segarnya saja yang mencuat di permukaan pasir.
Pria 30 tahun asal Kalurahan Krembangan, Panjatan, Dwi Wijayanto terus menyunggingkan senyum selagi menanam. Dwi yang seorang petani kebun memang terampil menggunakan pacul.
Meski sambil berpakaian jas, pakai peci dan sepatu kulit, Dwi tidak canggung. Begitu pula Wahyu Setiawati (28), istri dari Dwi, yang mengenakan gaun pengantin putih, penuh rias, sepatu hak tinggi.
Baca juga: Cegah Abrasi, 5.000 Pohon Mangrove Ditanam di Pesisir Teluk Pangpang Banyuwangi
"Ini hari yang menggembirakan bagi kami," kata Dwi usai menanam tunas kelapa sekitar 30 meter dari bibir pantai, Kamis (10/11/2022).
Menanam pohon kelapa dilaksanakan keduanya setelah resmi jadi sepasang suami istri lewat ijab kabul di KUA Panjatan. Mereka masih dalam balutan pakaian pengantin lantas pergi ke pantai, membawa bibit pohon kelapa, lalu menanamnya di sana.
Pengantin baru itu sekaligus mengungkap harapan agar pohon terus tumbuh dan bermanfaat, di antaranya turut menjadi bagian upaya menahan pantai dari abrasi dan mencipta lingkungan lebih indah.
Ia juga mengharapkan, pohon kelak bermanfaat bagi orang-orang sehingga menjadi amal yang terus mengalir sepanjang pohon terus ada.
Karenanya, Dwi dan Setyawati memilih waktu yang dianggapnya cukup tepat. "Kami senang atas apa yang dilakukan hari ini. Semoga menjadi berkah," kata Dwi usai penanaman pohon.
Menanam pohon menjadi puncak prosesi para pasangan yang menikah maupun calon pengantin lain di Kantor Urusan Agama (KUA) Kapanewon Panjatan. Pantai Bidara dipilih sebagai salah satu lokasi penanaman di Panjatan.
Baca juga: Abrasi Pantai Rusak 26 Rumah di Aceh Utara
Ketua KUA Panjatan, Zamroni mengungkapkan, kegiatan ini sekaligus mengingatkan kembali pada para pengantin untuk tetap mencintai dan merawat lingkungan. Karena itu, menanam pohon di Bidara menjadi salah satu tradisi bagi mereka yang menikah di KUA -nya.
“Ada 100 pengantin yang mengikhlaskan pohon jenis kelapa genjah entok untuk perlindungan Pantai Bidara ini,” kata Zamroni.
Menanam pohon juga bagian manusia dalam berbuat amal seperti dalam ajaran Islam. Amal akan memberi manfaat bagi warga dan masyarakat luas. Pahalanya tidak akan putus sepanjang apa yang diberikan terus memberi manfaat.
Seperti halnya pohon yang ditanam. Pohon akan terus tumbuh dan makin banyak orang yang akan menerima manfaat dari pohon itu.
Baca juga: Diterjang Abrasi, 7 Rumah Warga di Pesisir Lumajang Hancur
“Selama pohon memberi manfaat dan dirasakan masyarakat. Maka selama mendapat kemanfaatan pahala tidak terputus,” kata Zamroni.
Kali ini bagian dari menambah penghijauan dan semangat bersama untuk mengurangi dampak abrasi laut. Amal jariyah akan terus abadi.
"Ini merupakan program inovasi KUA Galur. Kami memberikan kesempatan kepada calon pengantin dan pengantin baru untuk melakukan amal jariyah," kata Zamroni.
Tidak hanya menanam pohon. Zamroni mengungkapkan, KUA berencana melaksanakan program pengantin baru menebar ikan di sungai sebagai bagian dari kecintaan mereka pada lingkungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.