Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Angka Inflasi, Ini Langkah Pemkot Yogyakarta

Kompas.com - 14/09/2022, 13:07 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta siapkan berbagai skema untuk tekan angka inflasi di Kota Gudeg.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sumadi mengatakan, pemkot menyiapkan beberapa skema untuk menekan angka inflasi. Satu di antaranya adalah dengan menggelar pasar murah, jika dalam dua atau tiga hari ke depan terdapat kenaikan harga bahan pokok.

"Kita bersinergi di Provinsi Pemda DIY sudah melakukan operasi pasar hari ini dan kami nanti menyasar keluarga-keluarga yang miskin. Ada di beberapa tempat di Kemantren (kecamatan) yang nanti kita sasar secara khusus sehingga harapannya nanti masyarakat itu tidak terdampak dengan adanya kenaikan BBM," ujar Sumadi, Rabu (14/9/2022).

Baca juga: Wamendagri: Masyarakat Tenang, Inflasi Masih Aman Terkendali

Selain menyiapkan pasar murah, Pemkot Yogyakarta juga melakukan pemantauan langsung terhadap harga bahan-bahan pokok.

Sumadi mengungkapkan, pasca kenaikan harga BBM di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) angka inflasi memang naik, tetapi masih pada rata-rata nasional.

"Alhamdulillah hari ini masih terkendali dalam arti stoknya, harga juga stabil bahkan ada tadi salah satu bahan pokok itu justru cenderung turun, artinya ini masih terkendali," papar Sumadi.

Ia mencontohkan beberapa komoditas yang cenderung masih stabil harganya seperti daging, beras, bahkan telur ayam sudah mengalami penurunan harga setelah beberapa waktu lalu mengalami kenaikan yang cukup tinggi.

"Telur sekarang sudah turun di angka Rp 27 ribu, mereka tadi mengatakan stoknya banyak harga sudah turun tidak seperri kemarin yang sampai Rp 33 ribu. Sudah stabil ya," kata dia.

Untuk menekan angka inflasi, Pemkot Yogyakarta juga menyiapkan anggaran khusus yang digunakan untuk subsidi biaya kirim jika terjadi kelangkaan bahan pangan. Pihaknya meminta kepada produsen untuk tetap mengirim.

Baca juga: Mengendalikan Inflasi Harga Pangan dan Energi

"Kita juga berkoordinasi dengan produsen seperti kadin dan bulog apabila nanti ada hal-hal berkaitan dengan stok langka kita minta didrop dan nanti ongkos angkut terhadap produk itu pemda yang akan menyiapkan untuk skema pengangkutannya jadi kita subsidi untuk pengangkutannya," kata Sumadi.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, inflasi di DIY lebih dari 5 persen, yakni 5,47 persen.

Untuk menjaga inflasi lebih rendah serta mengantisipasi kenaikan harga Pemerintah DIY menyiapkan berbagai skema yakni seperti pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT), operasi pasar, atau pasar murah.

Baca juga: Di Luar Dugaan, Inflasi AS Kembali Meningkat

"Agar tidak semakin naik inflasinya termasuk dari kebijakan pak presiden 2 persen dari anggaran DAU untuk bisa mengurangi inflasi yang ada di masing-masing daerah," kata Sultan.

Sultan menjabarkan bahwa 2 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) di DIY sebesar Rp 28,7 miliar. Anggaran ini bisa digunakan untuk menekan angka inflasi.

"Itu bisa digunakan untuk membantu mengatasi inflasi misalnya ongkos kirim ke Yogyakarta mungkin dapat subsidi dari pemda supaya harga lebih murah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com