YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menceritakan bagaimana pengujian dan pengurutan genome untuk melacak Covid-19 menurun tajam di seluruh dunia.
Tedros mengatakannya dalam Pertemuan Pertama Menteri Kesehatan G20 di Sleman, DI Yogyakarta, Senin (20/6/2022).
Baca juga: Penularan Covid-19 di Jakarta Makin Tinggi, Lampaui Batas Aman WHO
Dia menjelaskan, penurunan testing ini dikhawatirkan bakal "membutakan" dunia terhadap evolusi virus tersebut.
Mengenakan batik, Dirjen WHO asal Ethiopia tersebut memulai dengan mengatakan penanganan Covid-19 di seluruh dunia mengalami kemajuan.
"Tetapi persepsi bahwa pandemi telah berakhir, meskipun dapat dimengerti, membuat penularan meningkat di banyak negara termasuk negara anda (Indonesia)," kata dia dalam bahasa Inggris.
Tedros Adhanom menuturkan, selain pengujian dan pengurutan genome yang menurun signifikan, sekitar 40 persen populasi dunia masih ada yang belum divaksin.
Dia menerangkan, potensi munculnya varian baru dan lebih berbahaya tidak dapat dipungkiri di tengah menurunnya upaya testing Covid-19.
"Yang tetap sangat khawatir bahwa kurangnya pengujian dan pengurutan membutakan kita terhadap evolusi virus," tegasnya.
Dia berujar, pandemi virus corona yang melanda sejak 2019 haruslah dijadikan pembelajaran. Sehingga ketika dunia dilanda krisis lain, masyarakat tidak panik.
"Kami sama-sama prihatin bahwa pelajaran dari pandemi ini akan berlalu, dan siklus kepanikan dan pengabaian akan terulang kembali," tuturnya.
Baca juga: WHO Akan Ganti Nama Cacar Monyet, Ini Alasannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.