Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peduli Lingkungan, Pemuda Bantul Ubah Sampah Menjadi Maggot dan Produk Bernilai

Kompas.com - 27/06/2024, 20:51 WIB
Markus Yuwono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Sejumlah tulisan larangan membuang sampah sembarangan ditempel di sepanjang jalan Padukuhan Priyan, Kalurahan Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

Jalanan selebar tiga meter ini bukan sekadar jalan kampung biasa.

Di sana ada tempat penampungan sampah anorganik yang bakal diolah menjadi Maggot dan produk bernilai lainnya. Namanya Badan Usaha Padukuhan Priyan Gambira Mukti.

Berbagai jenis sampah dikumpulkan di sana. Ada kertas, kardus, botos kaca, jeriken, dan paling banyak botol minuman plastik.

Berkarung-karung sampah ditata di sudut ruangan. Sama seperti tempat penampungan sampah pada umumnya.

Baca juga: Korupsi Lahan Sampah, Mantan Asisten I Pemkot Makassar Divonis 9 Tahun Penjara

Saat Kompas.com berkunjung ke sana Kamis (27/6/2024) pagi, pemuda bernama Riko Dwiyanto (27) dengan ramah menyambut. Dia adalah humas Gambira Mukti.

Dalam perjalanan ke rumahnya yang tak jauh dari lokasi penampungan sampah anorganik, Riko bercerita. Pengolahan sampah di lingkungan tempat tinggalnya bermula saat Pandemi Covid-19.

Pandemi Covid 19 menyulut kreativitas anak muda yang tergabung dalam karang taruna Tunas Muda Padukuhan Priyan untuk mengadakan lomba kebersihan antar RT.

Tanpa disangka, hal itu memberi dampak bagi pengolahan sampah di Padukuhan yang terletak di kota Bantul ini.

 

"Saat itu mengundang DLH Bantul sebagai juri," kata Riko.

Dia ingat betul, masing-masing RT memiliki program terkait lingkungan hidup. Ada yang membuat bank sampah, kompos, mengolah sampah jadi ecobrik, dan ada juga yang membuat lilin dari minyak jelantah atau minyak bekas pakai.

Melihat antusiasme warga, DLH Bantul melirik Priyan jadi program kampung iklim KLHK tahun 2022.

Saat itu, Padukuhan Priyan mendapat nilai 85 termasuk dalam kategori proklim madya atau menengah lalu verifikasi secara online dari KLHK dan ternyata terpilih secara offline.

Humas Komunitas Gambira Mukti Riko Dwiyanto menunjukkan sampah Anorganik di Padukuhan Priyan, Trirenggo, Bantul, Kabupaten Bantul. Kamis (27/6/2024)KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Humas Komunitas Gambira Mukti Riko Dwiyanto menunjukkan sampah Anorganik di Padukuhan Priyan, Trirenggo, Bantul, Kabupaten Bantul. Kamis (27/6/2024)

"Setelah verifikasi itu, Priyan menjadi kampung pro iklim tingkat utama pada bulan September 2023," ucap Riko.

Lahirnya Gambira Mukti

Akhirnya ide dari karangtaruna dan warga bergerak. Mereka memilih bagian yang belum dikelola, Salah satunya mengelola sampah dari warga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Malam ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
5 Tempat Wisata di Jogja untuk Penyelenggaraan Tradisi Satu Suro

5 Tempat Wisata di Jogja untuk Penyelenggaraan Tradisi Satu Suro

Yogyakarta
Misteri Penemuan Bangkai Sapi di Bawah Jembatan Kresek Semarang, Bakal Dikubur Petugas

Misteri Penemuan Bangkai Sapi di Bawah Jembatan Kresek Semarang, Bakal Dikubur Petugas

Yogyakarta
Pengunjung Pasar Beringharjo Mengaku Dibegal, Polisi Belum Terima Laporan

Pengunjung Pasar Beringharjo Mengaku Dibegal, Polisi Belum Terima Laporan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 29 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Yogyakarta
Sekolah di Perbukitan Menoreh Kulon Progo Minim Pendaftar, Apa Sebabnya?

Sekolah di Perbukitan Menoreh Kulon Progo Minim Pendaftar, Apa Sebabnya?

Yogyakarta
Pengemudi Xenia Ancam Sopir Bus Pakai Pisau di Sragen, Sempat Lempari Batu

Pengemudi Xenia Ancam Sopir Bus Pakai Pisau di Sragen, Sempat Lempari Batu

Yogyakarta
Menteri Basuki: Pembangunan Tol Yogyakarta-Solo Sampai Klaten Juli

Menteri Basuki: Pembangunan Tol Yogyakarta-Solo Sampai Klaten Juli

Yogyakarta
Menteri Basuki Sebut Pembangunan IKN Sudah 82 Persen, 12 Tower untuk ASN Selesai Juli 2024

Menteri Basuki Sebut Pembangunan IKN Sudah 82 Persen, 12 Tower untuk ASN Selesai Juli 2024

Yogyakarta
Penemuan Potongan Kaki Manusia di Pantai Marina, Polisi: Kondisinya Utuh

Penemuan Potongan Kaki Manusia di Pantai Marina, Polisi: Kondisinya Utuh

Yogyakarta
PDN Dapat Serangan Siber, Pakar UGM Berikan Tips Jaga Keamanan

PDN Dapat Serangan Siber, Pakar UGM Berikan Tips Jaga Keamanan

Yogyakarta
Robot, Pesawat, dan Alam, Imajinasi Louis Mewarnai ArtJog 2024

Robot, Pesawat, dan Alam, Imajinasi Louis Mewarnai ArtJog 2024

Yogyakarta
Arca Ganesha yang Ditemukan di Sleman Dinilai Unik, Atributnya Lengkap dan Mewah

Arca Ganesha yang Ditemukan di Sleman Dinilai Unik, Atributnya Lengkap dan Mewah

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com