KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Nana Sudjana, meminta masyarakat berhenti menyebut Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, sebagai "kampung bandit".
Seperti diketahui, Kecamatan Sukolilo diberi cap buruk oleh masyarakat usai terjadinya "Tragedi Sumbersoko".
Dalam tragedi tersebut, BH (52), pengusaha rental mobil asal Jakarta, meninggal dunia akibat dihajar massa di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jateng, Kamis (6/6/2024).
Nana mengatakan, tidak semua warga Sukolilo terlibat dalam kasus tersebut sehingga tidak sepatutnya stigma buruk tersebut dilanggengkan.
"Ini perlu klarifikasi, itu hanya oknum dari masyarakat dan tidak sepantasnya kemudian orang-orang mengecap ini kampung apa atau kampung apa," kata Nana, Minggu (23/6/2024).
Baca juga: Glamornya Jemaah Haji Makassar Saat Tiba di Tanah Air, Pakai Mispa dan Perhiasan Emas
"Itu hanyalah beberapa orang oknum yang melakukan tindak pidana. Jadi tidak tepat kalau kemudian mengecap bahwa kampung itu adalah kampung tertentu," sambungnya.
Meski begitu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng juga akan terus membina warga setempat agar stigma buruk itu pun hilang.
“(Pembinaan) tidak hanya di Sukolilo tetapi juga seluruh masyarakat Jateng," ujar Nana.
Kriminolog Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Budi Wicaksono mengaku khawatir dengan penyebutan "kampung bandit" kepada Kecamatan Sukolilo.
"Ini kalau sampai daerah dikatakan bandit, saya khawatir orang-orang (daerah itu) malah memenuhi sebutan itu," ucap Budi, Sabtu (22/6/2024).
Baca juga: PN Bandung Siapkan Pengamanan untuk Sidang Praperadilan Pegi Setiawan
Menurutnya, julukan negatif tersebut dikhawatirkan justru memotivasi warga setempat untuk melanggengkan kebiasaan buruk dan mewajarkan tindak pidana pencurian.
"Jeleknya, sebutan malah justru mendidik orang-orang di situ. Anak-anak muda yang tadinya tidak bandit bisa mewujudkan sebutan itu," ungkapnya.
Selain itu, dia menilai, julukan-julukan yang disematkan masyarakat kepada Kecamatan Sukolilo juga dapat menumbuhkan kebanggaan bagi warga setempat.
"Dengan adanya julukan kampung bandit malah membuat heroisme (secara tidak langsung melanggengkan stigma)," papar Budi.
Menurut Budi, akar dari permasalahan terkait "Tragedi Sumbersoko" adalah rendahnya kesadaran hukum pada masyarakat setempat.
Baca juga: Melihat Perlawanan Ismet Raja Tengah Malam Lewat Jalur Kesenian