Saat pindah ke dalam bangunan, Pasar Terban sudah berdiri tetapi belum dijadikan untuk pasar.
"Sudah ada (bangunan) dulu mau dipakai untuk apa gitu tapi enggak jadi (digunakan)," ujar Sunarti.
Sunarti yang awalnya berjualan di Pasar Beringharjo sempat pindah di area Beteng. Kemudian pindah di Pasar Terban. Lalu tahun ini dirinya harus pindah ke Shelter sementara.
"Dulu sepi di sini kan harus babat alas. Tetapi sekarang kan sudah ada WA bisa tinggal pesan," ungkap Sunarti.
Baca juga: Gibran Sebut Progres Revitalisasi Alun-alun Keraton Solo Cukup Baik
Sunarti sudah memiliki pelanggan tetap yang rata-rata pelanggannya adalah rumah makan di sekitar Yogyakarta.
Setiap harinya dia mengirimkan ayam-ayam ke rumah makan untuk diolah. Rumah makan yang menjadi langganannya seperti rumah makan gudeg.
Ia berharap saat pindah ke Shelter dan nantinya kembali lagi ke Pasar Terban tak mengalami penurunan pelanggan dan tetap bisa berjualan seperti sebelum-sebelumnya.
Sementara itu Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan revitalisasi Pasar Terban dimulai pada tahun ini dengan anggaran dari Kementerian PUPR.
"Waktu itu kita ke Kementerian di-acc, baik desain maupun pembiayaannya. Tahun ini proses untuk pindah sementara di shelter pasar yang dulu dipakai untuk Pasar Sentul," ucap Singgih.
Singgih menjelaskan, konsep Pasar Terban adalah selain untuk pasar tradisonal tetapi juga digunakan untuk ekonomi kreatif.
"Kaya Sentul dan Prawirotaman, ini jauh lebih besar. Fungsi-fungsi lama masih kan disitu lebih ke unggas kita akomodasi bahkan lebih higienis lagi baik untuk pemotongan, sanitasinya , limbahnya kita kelola," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.