YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kamis (18/4/2024) merupakan hari terakhir pedagang Pasar Terban untuk membersihkan lapaknya. Pasalnya, pada Jumat (19/4/2024) Pasar Terban mulai dibongkar untuk direvitalisasi.
Pedagang Ayam Pasar Terban, Bagas (60) mengaku sudah membongkar kandangnya sejak tiga hari yang lalu.
"Hari ini harus selesai, karena pemotongan di sana (selter) belum jadi dikasih waktu sampai hari ini," kata dia saat ditemui di Pasar Terban, Kamis (18/4/2024).
Pedagang unggas di Pasar Terban ini nantinya dipindahkan sementara di Jalan Babaran, Kota Yogyakarta. Shelter ini dulunya digunakan untk pedagang Pasar Sentul, karena pasar Sentul sudah selesai direvitalisasi shelter kembali digunakan untuk menampung pedagang di Pasar Terban.
Baca juga: Kasus Revitalisasi Pasar Cigasong, Kejati Jabar Tahan 1 Tersangka
Dia mengaku mendapatkan sosialisasi terkait revitalisasi dari Pemerintah Kota Yogyakarta,. Dari informasi yang didapatnya, revitalisasi membutuhkan waktu selama 8 bulan.
"Sekitar 8 bulan, kalau enggak salah mau dibangun lantai dua atau tiga," kata dia.
"Kalau sudah jadi nanti ya kembali ke sini," imbuh dia.
Bagas mengaku khawatir revitalisasi ini dapat berpengaruh pada pasokan ayam dari daerah lain seperti di Sleman. Ia khawatir pemasok enggan mengirim ayam ke shelter yang akan ditempati karena jarak yang dianggap jauh.
"Takutnya pasokan kurang, karena lebih jauh," kata dia.
Rata-rata pedagang di Pasar Terban ini menjual berbagai macam unggas seperti ayam jenis joper, dan bebek.
"Ayam dikirim ke Jakarta. Saya sudah berjualan kurang lebih sudah 20 tahun," kata dia.
Selama 20 tahun berjualan ayam di Pasar Terban dia berhasil menyekolahkan 5 anaknya lulus perguruan tinggi.
"Dari jualan ayam 5 anak saya sarjana semua," ujar Bagas.
Pedagang lain, Sunarti (65) mengaku berjualan di Pasra Terban sejak usia belasan. Ia bercerita sebelum dijadikan sebagai pasar, lokasi Pasar Terban dulunya adalah makam.
"Dulunya itu kan ini bekas bong. Bong itu makam dulu itu sunyi, makam Belanda atau apa gitu lho banyak terbelo (peti mati)," ujarnya.
Saat pindah ke dalam bangunan, Pasar Terban sudah berdiri tetapi belum dijadikan untuk pasar.
"Sudah ada (bangunan) dulu mau dipakai untuk apa gitu tapi enggak jadi (digunakan)," ujar Sunarti.
Sunarti yang awalnya berjualan di Pasar Beringharjo sempat pindah di area Beteng. Kemudian pindah di Pasar Terban. Lalu tahun ini dirinya harus pindah ke Shelter sementara.
"Dulu sepi di sini kan harus babat alas. Tetapi sekarang kan sudah ada WA bisa tinggal pesan," ungkap Sunarti.
Baca juga: Gibran Sebut Progres Revitalisasi Alun-alun Keraton Solo Cukup Baik
Sunarti sudah memiliki pelanggan tetap yang rata-rata pelanggannya adalah rumah makan di sekitar Yogyakarta.
Setiap harinya dia mengirimkan ayam-ayam ke rumah makan untuk diolah. Rumah makan yang menjadi langganannya seperti rumah makan gudeg.
Ia berharap saat pindah ke Shelter dan nantinya kembali lagi ke Pasar Terban tak mengalami penurunan pelanggan dan tetap bisa berjualan seperti sebelum-sebelumnya.
Sementara itu Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan revitalisasi Pasar Terban dimulai pada tahun ini dengan anggaran dari Kementerian PUPR.
"Waktu itu kita ke Kementerian di-acc, baik desain maupun pembiayaannya. Tahun ini proses untuk pindah sementara di shelter pasar yang dulu dipakai untuk Pasar Sentul," ucap Singgih.
Singgih menjelaskan, konsep Pasar Terban adalah selain untuk pasar tradisonal tetapi juga digunakan untuk ekonomi kreatif.
"Kaya Sentul dan Prawirotaman, ini jauh lebih besar. Fungsi-fungsi lama masih kan disitu lebih ke unggas kita akomodasi bahkan lebih higienis lagi baik untuk pemotongan, sanitasinya , limbahnya kita kelola," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.