Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Digeruduk Massa, Diberi "Kerupuk Melempem Award"

Kompas.com - 22/02/2024, 15:54 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Bawaslu Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) digeruduk massa. Peserta aksi demo datang membawa perabotan rumah tangga seperti panci, kaleng, dan wajan.

Pantauan Kompas.com di lokasi, massa datang dengan riasan tari edan-edanan, dan juga membawa kaleng kerupuk berukuran besar di badannya tertulis "Kerupuk Melempem Award".

Tak hanya dandanan yang unik, di tengah-tengah aksi massa juga membakar kemenyan dan juga bunga seperti mawar, melati, serta membakar dupa.

Baca juga: Sekelompok Orang Berseragam SD Demo di KPU DIY, Bawa Spanduk Kejar Paket Kekuasaan

Massa juga membawa spanduk dengan berbagai macam tulisan seperti "tolak pemilu curang", dan tulisan "pilpres ulang tanpa Jokowi'.

Koordinator aksi Rendra Setiawan mengatakan massa yang datang ini berasal dari Paguyuban Jogja Pro Demokrasi. Menurut dia paguyuban ini bukanlah simpatisan dari manapun.

"Ini teman-teman lintas komunitas non-partisan yang sedang melakukan aksi ini menyuarakan aspirasi terkait pemilu 2024 yang tidak baik-baik saja, kami menuntut agar proses di KPU diawasi ketat oleh Bawaslu secara ketat," ujarnya saat ditemui di Kantor Bawaslu DIY, Rabu (22/4/2024).

Ia menilai selama proses Pemilu 2024, Bawaslu tidak melakukan pengawasan secara ketat. Sehingga aksi ini dilakukan unutuk memberikan dukungan moral sekaligus kritik bagi Bawaslu.

"Masih ada waktu untuk Bawaslu berbuat sesuatu, agar proses demokratisasi ini dilaksanakan dengan benar sehingga memunculkan kepemimpinan nasinal yang terlegitimasi," katanya.

Dalam aksinya ini aksi massa memberikan kaleng kerupuk yang di dalamanya berisi kerupuk melempem.

Menurut dia hal ini sebagai simbol bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat kelas menengah bawah. Sebagai bentuk ungkapan semangat demokrasi ini berasal dari masyarakat kalangan bawah.

"Kerupuk melempem ini kita berikan ke Bawaslu sebagai simbol sikap kemelempeman Bawaslu," ucapnya.

Dia menilai Bawaslu selama ini justru menampilkan sikap yang permisif terhadap pelanggaran selama Pemilu.

Baca juga: Ratusan Warga Bangkalan Demo di Kantor Bawaslu Tuntut PSU

"Yang terjadi ketika Bawaslu disogok dengan naiknya tunjangan dua hari sebelum pemilu mengubah semua sikap Bawaslu terhadap proses pemilu yang ada di KPU," ucap dia.

Rendra menilai selama proses pemilu ini banyak ditemukan kecurangan-kecurangan mulai dari penggelembungan suara, politik uang, sampai pada penghuitungan suara, dan pemberian bansos.

Sementara itu Ketua Bawaslu DIY, Mohammad Najib mengatakan penyampaian aspirasi memang diperbolehkan selama berjalan dengan tertib.

"Itu bentuk aspirasi masyarakat, saya memaknai itu bentuk dukungan kepada Bawaslu untuk kerja lebih serius dan lebih baik," kata dia.

Terkait dengan tuduhan, dia mengatakan selama ini pihaknya sudah bekerja. Namun, soal pengawasan selama kampanye ini bukan hanya tugas Bawaslu saja tetapi peran aktif masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Masih Ada Stigma di DIY, Sultan Berharap Perempuan dan Laki-laki Peroleh Pendidikan yang Sama

Yogyakarta
Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Pembuangan Sampah dari Sleman ke Gunungkidul Digunakan untuk Reklamasi Tambang Ilegal

Yogyakarta
Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Narapidana Kasus Pencurian Kabur dari Lapas Kelas II B Klaten

Yogyakarta
Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Akui Lakukan Kekerasan Seksual, Dosen UPN Veteran Yogyakarta Buat Surat Pernyataan Permohonan Maaf

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Yogyakarta
Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Sampah dari Sleman Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul, Begini Respons Sultan

Yogyakarta
Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Jemaah Haji dari DI Yogyakarta Tetap Berangkat dari Bandara Adi Soemarmo Solo

Yogyakarta
KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

KPU Kota Yogyakarta Minta Caleg Terpilih Segera Lapor LHKPN agar Bisa Dilantik

Yogyakarta
 Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Sampah dari Sleman Ketahuan Dibuang ke Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul

Yogyakarta
3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

3 Kera Ekor Panjang Terlihat di Permukiman Warga Sleman, Ini Penjelasan TNGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Antisipasi Konvoi Kelulusan, Polres Bantul Siagakan Ratusan Personel, Tindakan Tegas Disiapkan

Yogyakarta
Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Sakit, Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal Dunia

Yogyakarta
Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Pengunjung Pantai Watulawang Gunungkidul Tewas Terseret Ombak

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com