“Totalnya ada 20-an kasus. Ada salah satu RT dengan balita usia dua tahun dan harus opname. Dari semua kasus, yang tidak masuk RS cuma dua orang dan kebetulan kedua orang ini satu keluarga,” kata Ari di rumahnya.
Dukuh (kepala dusun) Lendah, Akhir Panawa membenarkan kabar kasus demam berdarah sempat merebak di semua RT.
Awalnya, langkah fogging atau pengasapan dilakukan setelah muncul hingga 16 kasus. Fogging bertujuan membunuh vektor atau pembawa penyakit DB/DBD.
Kasusnya tidak reda begitu saja sehingga fogging dilakukan sepekan kemudian.
“Setelah fogging itu masih ada dua lagi kasus,” kata Akhir.
Baca juga: Persentase Kematian akibat DBD di Kendal Tertinggi Se-Indonesia
Dukuh dan kader kesehatan menggalang warga melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk, yakni dengan menguras bak mandi, tandon air, kaleng, membersihkan sampah dan merapikan rumah. Obat pengendali jentik nyamuk disebar pada beberapa titik.
Saat ini, perkembangan kasus demam berdarah sudah reda.
"Sekarang sudah kondusif karena kemarin sempat di fogging dan melakukan pengecekan jentik-jentik nyamuk," kata Akhir di ujung telepon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.