Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantun Butet untuk Pemerintahan Jokowi Saat Kampanye Akbar di Kulon Progo

Kompas.com - 29/01/2024, 06:07 WIB
Dani Julius Zebua,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Kritik tanpa pelapis terlontar saat Butet Kertaredjasa manggung pada Hajatan Rakyat Yogyakarta untuk Ganjar-Mahfud di alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Budayawan ini salah satu tokoh yang hadir di kampanye akbar pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 3 yang berlangsung di Wates.

Tidak seperti tokoh ataupun juru kampanye yang menyampaikan orasi. Butet membaca pantun dengan gaya khas deklamator.

Baca juga: Revolusi Cinta dan Ngintili dalam Pantun Butet Kartaredjasa di Kulon Progo...

Isinya tajam, langsung tertuju pada Presiden Joko Widodo. Ia menyorot kegagalan revolusi mental, soal keberpihakan pada salah satu pasangan calon, dan kritik terkait memperdaya konstitusi.

Belum lagi kritik pada proses pemilu yang diwarnai agitasi pasangan calon lewat sembako. Dalam salah satu bait pantunnya, pemerintah sekarang terkesan tunduk pada konglomerat.

"Seharusnya kita hormati yang memimpin negara. Tapi maaf kita muak karena dia memihak," kata Butet membaca salah satu bait pantun bikinannya, Minggu (28/1/2024).

Sebaliknya, pantun Butet menyiratkan puja dan puji bagi Ganjar-Mahfud. Ia menyebut paslon nomor urut 3 ini tidak tunduk pada konglomerat.

“Kulon Progo bangga punya bandara, melengkapi Jogja yang istimewa. Kita telah berkumpul di sini diikat tali jiwa, terutama Ganjar Mahfud gelorakan Revolusi Cinta," kata Butet di penutup pantun.

Aksi Butet menyusul Yenny Wahid yang sudah lebih dulu terjun ke panggung untuk orasi. Keduanya sama-sama melontarkan kecaman pada rezim sekarang di hadapan ribuan orang memenuhi alun-alun Wates.

Alun-alun Wates sering menjadi tempat perhelatan atau hajat lokal hingga nasional. Mulai dari pergelaran wayang kulit hingga penyelenggaraan konser musik. Dari upacara bendera, lomba baris-berbaris, hingga pengajian akbar.

Kali ini, kampanye akbar digelar di sini dipenuhi bendera merah dan hijau, pendukung kedua pasangan calon.

Hadir di perhelatan itu sejumlah tokoh, seperti politikus PDI-P sekaigus senator Arya Bima dan sejumlah seniman, seperti Butet. Saat Butet membaca pantun kecaman keras itu, Ganjar belum datang karena dalam perjalanan ke Kulon Progo dari Medan, Sumatera Utara.

Ribuan orang datang dari Kota Yogyakarta, Bantul, dan Sleman melalui Jalan Wates-Jogja. Mereka tiba dengan berkonvoi mobil, motor, hingga naik minibus.

Butet tampil sederhana dengan baju hitam dan celana kargo coklat. Kemudian, calon presiden RI nomor urut 3, Ganjar Pranowo, tiba menjelang pukul 17.30 WIB. Sementara Butet sudah cukup lama selesai dengan pantunnya.

Ganjar mengungkapkan, Butet seniman kritis dengan karya yang penuh kritik. Itulah mengapa seniman seperti dirinya jadi tidak mudah manggung.

Sejatinya pemerintah tidak boleh antipati terhadap kritik. Kata Ganjar, kritik jadi dinamika agar penguasa diingatkan, agar penguasa bisa mengasah rasa sehingga menjadi peka dan tidak menjadi salah langkah.

“Undangan manggungnya di-review. Panggungnya gagal dipindah ke Jogja. Isinya menyebalkan memang, karena isinya mengkritik tok,” kata Ganjar.

Baca juga: Soal Gestur Gibran Saat Debat Cawapres, Butet: Saya Melihat Ada Anak Muda Tuna-etika

Berikut pantun yang dibaca Butet:

Pantun Hajatan Rakyat

Ada kucing nggondol iwak bawal. Aku marah tak lempar sandal.
Jokowi maunya revolusi mental. Tapi gagal terjungkal-jungkal.

Kucingnya kabur kakinya pincang. Ingin terbang tak bisa melayang.
Ngakali survei supaya menang. Pun jika menang karena main curang.

Satu satu aku sayang ibu. Dua dua aku sayang ayah
Untunglah jokower merasa ketipu. Penampilannya lugu ternyata licik ngakali mahkamah.

Wong edan gondal gandul tanpo cawat. Bagi mereka, tuanku adalah konglomerat.
Totkaca tulangnya besi, ototnya kawat. Bagi Ganjar Mahfud, tuanku adalah rakyat.

Di sini, ning Kulon Progo, makanan tradisional geblek namanya. Ning Bantul namanya geplak.
Seharusnya kita hormati yang memimpin negara. Tapi maaf kita muak karena dia memihak.

Di sini keselamatan negara dijaga Megawati. Di sana sembako wira wiri dibagi Jokowi.
Di sini kita konsisten berdemokrasi. Di sana mereka ramai-ramai mengkhianati konstitusi.

Kulon Progo bangga punya bandara, melengkapi Jogja yang istimewa. Kita telah berkumpul di sini diikat tali jiwa, terutama Ganjar Mahfud gelorakan Revolusi Cinta.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Yogyakarta
Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Yogyakarta
Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Yogyakarta
Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Yogyakarta
Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Yogyakarta
Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Yogyakarta
Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Yogyakarta
DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

Yogyakarta
Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Yogyakarta
Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Yogyakarta
DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Senilai Rp 23 Miliar Ditangkap

DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Senilai Rp 23 Miliar Ditangkap

Yogyakarta
Bangkai Penyu Terdampar di Pantai Glagah, Ada Luka di Kaki dan Mulut

Bangkai Penyu Terdampar di Pantai Glagah, Ada Luka di Kaki dan Mulut

Yogyakarta
Update Tawuran Pelajar di Yogyakarta, 6 Dikembalikan ke Orangtua, Satu Diproses Hukum

Update Tawuran Pelajar di Yogyakarta, 6 Dikembalikan ke Orangtua, Satu Diproses Hukum

Yogyakarta
Pilkada Yogyakarta 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Pilkada Yogyakarta 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com