Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye, Pengamat Politik UGM: Dia Turun Gelanggang

Kompas.com - 24/01/2024, 20:07 WIB
Wijaya Kusuma,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

"Tidak mungkin tidak, seorang bapak tidak mendukung anaknya apalagi mewarisi kebijakan dan legacy-legacy yang dianggap Jokowi perlu diteruskan. Ada IKN, ada pembangunan-pembangunan, food estate, dan macam-macam. Nah itu Oktober itu dia deklarasi," ucapnya.

Arya mengungkapkan, statement Jokowi soal Presiden boleh berkampanye dan memihak di masa kampanye yang tinggal sekitar dua minggu, itu bukanlah deklarasi.

Statement itu menurut Arya menunjukkan bahwa Jokowi akan ikut turun dalam "gelanggang".

"Statement itu menurut saya menunjukkan bahwa dia sedang meniup terompet, dia sudah bukan lagi di belakang, dia akan maju ke medan perang," urainya.

Presiden sebagai kepala pemerintahan dan lambang negara harus menjaga betul instrumen alat kelengkapan negara dari kepentingan elektoral.

Bagi Arya, menetralisir instrumen, alat kelengkapan negara dari kepentingan elektoral itu yang kemudian sangat krusial.

"Tentu tidak ada orang yang netral ya. Tetapi menetralisir instrumen alat kelengkapan negara dari kepentingan elektoral itu yang kemudian sangat krusial.

Jadi satu sisi memang presiden bisa, tapi menetralisir lembaga-lembaga negara, instrumen, alat negara, tidak menjadi timses dari pasangan calon itu yang paling penting," tuturnya.

Baca juga: Soal Presiden Boleh Memihak, TKN Singgung Jokowi Memihak Dirinya Sendiri Saat Pilpres 2019

Hal yang dikhawatirkan

jika Jokowi secara eksplisit meniup terompet masuk ke "gelanggang" terjadi mobilisasi penggunaan lembaga, alat instrumen negara sebagai tim sukses. Sementara tentu tidak ada publik yang setuju dengan itu.

"Seluruh negara APBN itu ya untuk seluruh publik, bukan hanya untuk pemilih dari pasangan calon. Kenapa karena lembaga, negara alat,negara aparatur negara, siapapun itu menggunakan dana APBN dimana sumber APBN berasal dari pajak lintas simpatisan bukan dari pajak simpatisan salah satu pasangan calon," tegasnya.

Kemudian, lanjut Arya, saat ini menjadi penting untuk sama-sama mengawasi bagaimana lembaga negara bekerja.

"Bahwa presiden itu bisa itu satu hal, tapi secara etik dan secar moral itu hal yang lain karena kekhawatiran kita terhadap penggunaan instrumen negara. Karena kalau tidak, Jokowi tidak sedang mewarisi legacy dia, pembangunan dan seterusnya, tetapi bisa jadi dia mewarisi cara kerja kekuasaan yang bisa jadi ditiru oleh presiden selanjutnya siapapun itu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Shoka Bukit Senja di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Shoka Bukit Senja di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Yogyakarta
12 Orang Ikuti Penjaringan Cabup-Cawabup Gerindra Gunungkidul, Siapa Saja Mereka?

12 Orang Ikuti Penjaringan Cabup-Cawabup Gerindra Gunungkidul, Siapa Saja Mereka?

Yogyakarta
Ketua BEM UNY Mengaku Dapat Intimidasi Usai Bertemu Komisi X, Ini Kata Kampus

Ketua BEM UNY Mengaku Dapat Intimidasi Usai Bertemu Komisi X, Ini Kata Kampus

Yogyakarta
Aniaya Anak dan Istri Pakai Golok, Suami di Kudus Diduga Alami Gangguan Jiwa

Aniaya Anak dan Istri Pakai Golok, Suami di Kudus Diduga Alami Gangguan Jiwa

Yogyakarta
Sekolah Negeri dan Swasta Wajib Lapor Disdikpora Kota Yogyakarta untuk 'Study Tour'

Sekolah Negeri dan Swasta Wajib Lapor Disdikpora Kota Yogyakarta untuk "Study Tour"

Yogyakarta
Kronologi Bocah 3 Tahun di Kotagede Alami Luka Bakar 64 Persen Saat Beli Gorengan

Kronologi Bocah 3 Tahun di Kotagede Alami Luka Bakar 64 Persen Saat Beli Gorengan

Yogyakarta
Kenaikan UKT UNY Dikeluhkan BEM,  Kampus: Ditetapkan Sesuai Peraturan

Kenaikan UKT UNY Dikeluhkan BEM, Kampus: Ditetapkan Sesuai Peraturan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Pakai Jasa SPG, Penjual Hewan Kurban di Bantul Berhasil Jual Ratusan Ekor Kambing

Pakai Jasa SPG, Penjual Hewan Kurban di Bantul Berhasil Jual Ratusan Ekor Kambing

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Yogyakarta
Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Yogyakarta
PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

Yogyakarta
Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Yogyakarta
Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com