Menurut Agung permasalahan ini tidak memutup kemungkinan karena adanya human error. Dari berbagai nomor yang diperlombakan hanya satu ini yang ada kesalahan.
"Jadi memang kalau dilihat dari 20 nomor itu yang mungkin diduga punya potensi salah kan hanya satu ya. Artinya tingkat kesalahan 5% itu ya wajar human error," tegasnya.
Sementara itu ayah dari Ghiyats Gajaksahda, Yanuar Gajaksahda berterimakasih kepada Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman dan Pengda Aquatik karena sudah mengakomodir.
"Dari permasalahan kemarin semuanya sudah terakomodir dari pihak Dispora maupun dari pihak kepanitiaan perlombaan kemarin. Jadi membuat video kami menjadi referensi dan itu menjadi acuan, artinya bisa penentuannya yang akhirnya mendapatkan juara kembar," ucap Yanuar Gajaksahda.
Yanuar mengungkapkan di dalam pertemuan sudah dijelaskan secara detail bahwa tidak ada maksud memenangkan seseorang atau memanipulasi.
"Sudah dijelaskan secara gamblang pas di rapat tadi memang hanya tingkat kesalahan, itu hanya human Error. Itu wajar sekali karena memang pertandingannya sangat cepat dan sangat rapat. Artinya terakomodir semua, baik dari aspirasinya terus penghargaan apresiasinya semua terakomodir," urainya.
Diungkapkan Yanuar anaknya memang sempat drop dengan yang dialaminya dalam lomba hari Senin (27/11/2023) kemarin. Namun semangatnya muncul kembali dan sudah mau berlatih renang.
"Secara mental ya kemarin memang agak sempat nge-drop ini tapi sekarang sudah semangat ya. Artinya udah mau latihan lagi sudah mau latihan renang lagi lah ibaratnya untuk besok ada kita siapkan event di bulan Desember besok ini," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Viral di media sosial curahan hati orangtua atlet renang saat putranya mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman.
Di dalam postingan media sosial, diceritakan jika sang anak bernama Egy mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman cabang olahraga renang 100 meter gaya bebas.
Saat lomba Egy finish di posisi kedua. Namun saat pengumuman hasil lomba, Egy tidak mendapatkan medali apapun.
Orang tua Egy sempat mengajukan protes ke panitia dengan memperlihatkan bukti video. Hanya saja, panitia tidak menerima masukan dan tetap pada keputusanya.
Alhasil orang tua dan Egy pulang dengan hati yang hancur. Namun masih bersyukur Egy masih mendapatkan medali perunggu dikelas 50 meter gaya bebas.
Di tulis pula di postingan tersebut, orangtua Egy berharap agar Pengurus Daerah Aquatik dapat instropeksi dengan membuka mata hati, mendengarkan dan juga menerima kritikan. Hal tersebut demi pengembangan atlet-atlet olahraga Aquatik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.