Salin Artikel

Bocah di Sleman Menang Lomba Renang tapi Tak Jadi Juara, Pemkab Putuskan Juara Kembar

Hasil dari pertemuan yang digelar di Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman diputuskan untuk juara 2 renang 100 meter gaya bebas di Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) menjadi juara kembar.

"Popkab ini khususnya renang diadakan dengan jumlah peserta sekitar 80-an, SD (Sekolah Dasar) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama)," ujar Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman Agung Armawanta saat ditemui usai pertemuan, Kamis (30/11/2023).

Juara kembar

Agung menjelaskan kontingen Pobkab berasal dari kecamatan. Namun, ada cabang olahraga yang dibiayai pemerintah dan ada yang mandiri karena keterbatasan dana.

Jalur mandiri ini yang terpenting menjadi bagian dari kontingen kecamatan dan mendapatkan surat tugas.

"Nah adik (Egi) kita ini termasuk yang mandiri," ucapnya.

Di dalam aturan ketika ada keberatan terkait dengan pertandingan yang mempunyai hak mengajukan adalah official atau ketua kontingen.

Sehingga saat orangtua Egi mengajukan protes atas hasil pertandingan tidak bisa diterima oleh panitia. Sebab secara formal bukan official atau ketua kontingen.

Namun bukti video yang dibawa oleh orangtua Egi diungkapkan Agung dapat diakomodir sebagai referensi.

"Jadi enggak ada yang salah, benar secara formal tidak bisa diterima tetapi kemudian ketika kamera ini (bukti video) menjadi bagian dari teknologi sport, maka kita bisa akomodir sebagai referensi jadi bukan penentu," urainya.

Sehingga hasil dari pertemuan diputuskan untuk juara dua perlombaan renang 100 meter gaya bebas menjadi juara kembar.

"Beliau punya bukti yang meskipun hanya referansi tapi bisa kita terima. Sehingga kita kemudian melahirkan juara duanya kembar. Itu keputusan terakhir," tandasnya.

Agung menegaskan juara kembar sudah sering terjadi. Selain itu untuk hak-hak juara kembar ini sama.

"Juara kembar itu memungkinkan sekarang juga sangat sering. Bahkan kalau pertandingan yang beregu itu dikembarkan itu hal yang sangat mungkin karena kenyataannya ada," urainya.

Menurut Agung permasalahan ini tidak memutup kemungkinan karena adanya human error. Dari berbagai nomor yang diperlombakan hanya satu ini yang ada kesalahan.

"Jadi memang kalau dilihat dari 20 nomor itu yang mungkin diduga punya potensi salah kan hanya satu ya. Artinya tingkat kesalahan 5% itu ya wajar human error," tegasnya.

Sementara itu ayah dari Ghiyats Gajaksahda, Yanuar Gajaksahda berterimakasih kepada Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman dan Pengda Aquatik karena sudah mengakomodir.

"Dari permasalahan kemarin semuanya sudah terakomodir dari pihak Dispora maupun dari pihak kepanitiaan perlombaan kemarin. Jadi membuat video kami menjadi referensi dan itu menjadi acuan, artinya bisa penentuannya yang akhirnya mendapatkan juara kembar," ucap Yanuar Gajaksahda.

Yanuar mengungkapkan di dalam pertemuan sudah dijelaskan secara detail bahwa tidak ada maksud memenangkan seseorang atau memanipulasi.

"Sudah dijelaskan secara gamblang pas di rapat tadi memang hanya tingkat kesalahan, itu hanya human Error. Itu wajar sekali karena memang pertandingannya sangat cepat dan sangat rapat. Artinya terakomodir semua, baik dari aspirasinya terus penghargaan apresiasinya semua terakomodir," urainya.

Diungkapkan Yanuar anaknya memang sempat drop dengan yang dialaminya dalam lomba hari Senin (27/11/2023) kemarin. Namun semangatnya muncul kembali dan sudah mau berlatih renang.

"Secara mental ya kemarin memang agak sempat nge-drop ini tapi sekarang sudah semangat ya. Artinya udah mau latihan lagi sudah mau latihan renang lagi lah ibaratnya untuk besok ada kita siapkan event di bulan Desember besok ini," pungkasnya.

Viral di media sosial

Diberitakan sebelumnya, Viral di media sosial curahan hati orangtua atlet renang saat putranya mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman.

Di dalam postingan media sosial, diceritakan jika sang anak bernama Egy mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab) Sleman cabang olahraga renang 100 meter gaya bebas.

Saat lomba Egy finish di posisi kedua. Namun saat pengumuman hasil lomba, Egy tidak mendapatkan medali apapun.

Orang tua Egy sempat mengajukan protes ke panitia dengan memperlihatkan bukti video. Hanya saja, panitia tidak menerima masukan dan tetap pada keputusanya.

Alhasil orang tua dan Egy pulang dengan hati yang hancur. Namun masih bersyukur Egy masih mendapatkan medali perunggu dikelas 50 meter gaya bebas.

Di tulis pula di postingan tersebut, orangtua Egy berharap agar Pengurus Daerah Aquatik dapat instropeksi dengan membuka mata hati, mendengarkan dan juga menerima kritikan. Hal tersebut demi pengembangan atlet-atlet olahraga Aquatik.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/11/30/150611778/bocah-di-sleman-menang-lomba-renang-tapi-tak-jadi-juara-pemkab-putuskan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke