Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyum Ibu-ibu di Gunungkidul Saat Memetik Cabai yang Harganya Semakin "Pedas"

Kompas.com - 03/11/2023, 13:34 WIB
Markus Yuwono,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Belasan ibu memetik cabai di lahan wilayah Padukuhan Blimbing, Kalurahan Karangrejek, Wonosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat (3/11/2023) siang.

Tampak mereka sesekali tersenyum sambil bersimpuh memilih cabai yang siap panen untuk diletakkan di sebuah ember. 

Salah seorang petani, Rustinah mengatakan, dirinya sudah beberapa kali panen cabai keriting di lahannya. Bersama tetangganya, setiap pagi dia mulai memanen cabai keriting yang saat ini harganya mencapai Rp 22.000 per kilogramnya di tingkat petani.

Baca juga: Harga Cabai Rawit di Kota Baubau Tembus Rp 300.000 Per Kilogram

"Allhamdulilah hasilnya lumayan, bisa mencukupi kebutuhan," kata Rustinah ditemui kompas.com di lahannya Jumat.

Dikatakannya, lahan cabai ini tumpangsari dengan lahan bawang merah. Saat bawang merah panen, cabai mulai tumbuh dan siap panen setelah tiga bulan berikutnya.

Sudah beberapa kwintal cabai keriting yang dipanen dan dibeli pengepul yang datang. Diakuinya ladang cabainya tidak begitu baik dibandingkan milik tetangganya, karena pengolahannya sedikit terlambat karena kesibukan sosial di rumahnya.

"Bapak-bapak yang merawat mulai mengairi, memupuk, dan ibu-ibu yang memanen," kata dia.

Rustinah mengatakan, ada beberapa pohon cabai yang terkena penyakit dengan daun mulai menguning. Namun, tidak mengganggu panen cabai saat ini

Petani lainnya, Wongso Sadiko mengaku sudah menanam cabai sebanyak dua kali. Cabai yang pertama selepas panen padi beberapa waktu lalu, tetapi pohonnya rusak akibat hama.

"Saat ini menanam sedikit, tapi ya lumayan sudah 35 kg cabai keriting dipanen," kata dia.

Dia berharap harga cabai tetap stabil, karena masih ada beberapa kilogram yang belum dipanen. Untuk pengairan di wilayahnya mengandalkan sumur bor yang tidak jauh.

"Airnya sampai di kolam saya cuma 15 menit, bisa untuk mengairi lahan yang saat ini ditanami cabai, bayam, dan kangkung, serta terong," kata dia.

Terpisah, Ketua Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) Maju Makmur di Kalurahan Bendung, Kapanewon Semin, Supardi, mengatakan, dengan harga yang tinggi maka petani tetap mendapatkan untung.

Dikatakannya, dari informasi petani, harga cabai rawit merah pada Rabu (1/11/2023) menyentuh harga Rp 65.000 per kilonyam. Namun demikian, dirinya tidak menampik harga cabai fluktuatif dikarenakan pernah menyentuh di bawah Rp 20.000 per kilogramnya.

Supardi mengatakan, saat musim kemarau perawatan cabai memerlukan perawatan khusus. Pasalnya, berpotensi terserang hama tanaman layu dan daun keriting.

Baca juga: Curhat Petani Cabai di Banyumas, Tak Nikmati Untung Besar meski Harga Cabai Meroket

Halaman:


Terkini Lainnya

Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Diare Massal di Gunungkidul, Diduga karena Bakteri E Coli

Yogyakarta
Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Maju Pilkada, Mantan Bupati Kulon Progo Ambil Formulir Penjaringan Bacabup di PDI-P

Yogyakarta
PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

PAN Gunungkidul Usung Mahmud Ardi sebagai Bakal Calon Wakil Bupati

Yogyakarta
Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Gibran Janji Kawal Program di Solo Meski Tidak Menjabat Sebagai Wali Kota

Yogyakarta
Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Awal Kemarau, Warga di Gunungkidul Mulai Beli Air Bersih Seharga Rp 170.000

Yogyakarta
Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Persoalan Sampah di Yogyakarta Ditargetkan Kelar pada Juni 2024, Ini Solusinya...

Yogyakarta
PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

PPDB SMP Kota Yogyakarta 2024 Banyak Perubahan, Apa Saja?

Yogyakarta
PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

PPDB DIY, Standar Nilai Jalur Prestasi Diturunkan

Yogyakarta
Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Golkar-PKB Koalisi di Pilkada Gunungkidul 2024, Sudah Ada Calon?

Yogyakarta
'Study Tour' Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

"Study Tour" Dilarang, GIPI DIY Khawatir Wisatawan Turun jika Pemerintah Tak Tegas

Yogyakarta
Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Jelang Idul Adha, Begini Cara Memilih Sapi Kurban Menurut Pakar UGM

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Duka Keluarga Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Lebaran Kemarin Tak Sempat Pulang...

Yogyakarta
Sejumlah Daerah Larang 'Study Tour', Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Sejumlah Daerah Larang "Study Tour", Pemda DIY Yakin Tak Pengaruhi Kunjungan Wisata

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com