Salin Artikel

Senyum Ibu-ibu di Gunungkidul Saat Memetik Cabai yang Harganya Semakin "Pedas"

Tampak mereka sesekali tersenyum sambil bersimpuh memilih cabai yang siap panen untuk diletakkan di sebuah ember. 

Salah seorang petani, Rustinah mengatakan, dirinya sudah beberapa kali panen cabai keriting di lahannya. Bersama tetangganya, setiap pagi dia mulai memanen cabai keriting yang saat ini harganya mencapai Rp 22.000 per kilogramnya di tingkat petani.

"Allhamdulilah hasilnya lumayan, bisa mencukupi kebutuhan," kata Rustinah ditemui kompas.com di lahannya Jumat.

Dikatakannya, lahan cabai ini tumpangsari dengan lahan bawang merah. Saat bawang merah panen, cabai mulai tumbuh dan siap panen setelah tiga bulan berikutnya.

Sudah beberapa kwintal cabai keriting yang dipanen dan dibeli pengepul yang datang. Diakuinya ladang cabainya tidak begitu baik dibandingkan milik tetangganya, karena pengolahannya sedikit terlambat karena kesibukan sosial di rumahnya.

"Bapak-bapak yang merawat mulai mengairi, memupuk, dan ibu-ibu yang memanen," kata dia.

Rustinah mengatakan, ada beberapa pohon cabai yang terkena penyakit dengan daun mulai menguning. Namun, tidak mengganggu panen cabai saat ini

Petani lainnya, Wongso Sadiko mengaku sudah menanam cabai sebanyak dua kali. Cabai yang pertama selepas panen padi beberapa waktu lalu, tetapi pohonnya rusak akibat hama.

Dia berharap harga cabai tetap stabil, karena masih ada beberapa kilogram yang belum dipanen. Untuk pengairan di wilayahnya mengandalkan sumur bor yang tidak jauh.

"Airnya sampai di kolam saya cuma 15 menit, bisa untuk mengairi lahan yang saat ini ditanami cabai, bayam, dan kangkung, serta terong," kata dia.

Terpisah, Ketua Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) Maju Makmur di Kalurahan Bendung, Kapanewon Semin, Supardi, mengatakan, dengan harga yang tinggi maka petani tetap mendapatkan untung.

Dikatakannya, dari informasi petani, harga cabai rawit merah pada Rabu (1/11/2023) menyentuh harga Rp 65.000 per kilonyam. Namun demikian, dirinya tidak menampik harga cabai fluktuatif dikarenakan pernah menyentuh di bawah Rp 20.000 per kilogramnya.

Supardi mengatakan, saat musim kemarau perawatan cabai memerlukan perawatan khusus. Pasalnya, berpotensi terserang hama tanaman layu dan daun keriting.

"Untuk penjualan juga mudah karena pembeli langsung datang ke petani. Bahkan sebelum dipanen ada yang memesannya," kata dia.

Pedagang pasar Argosari, Wonosari, Dwi mengatakan harga cabai rawit merah Rp 80.000 sebelumnya Rp 40.000 per kilogramnya. Cabai rawit putih Rp76.000 sebelumnya Rp 30.000. Cabai hijau besar Rp 35.000 sebelumnya Rp 15.000.

"Sayuran juga mulai naik," kata dia.

Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perdagangan Gunungkidul, Asar Jajang Riyanti mengatakan, ada tren kenaikan harga barang kebutuhan pokok.

Dia mengatakan pemerintah berupaya pengendalian inflasi dengan menggelar operasi pasar murah.

Bekerja sama dengan Pemerintah DIY dan distributor, Pemkab Gunungkidul akan menggelar pasar murah pada 7 dan 9 November 2023. Sembako yang dijual terdiri dari beras, minyak, gula dan telur yang disediakan sekitar 42 ton.

"Masing-masing barang yang dijual nantinya ada subsidi sehinggaharnya lebih murah," kata dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2023/11/03/133407878/senyum-ibu-ibu-di-gunungkidul-saat-memetik-cabai-yang-harganya-semakin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke