Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Rekonstruksi, Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Sempat Ikat Tangan dan Kaki Korban

Kompas.com - 08/08/2023, 18:47 WIB
Wijaya Kusuma,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polda DI Yogyakarta mengelar rekonstruksi kasus pembunuhan dan mutilasi dengan korban Redho Tri Agustian (20) seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Di dalam rekonstruksi ini ada 49 adegan yang diperagakan oleh dua orang pelaku yakni W (29) warga Magelang, Jawa tengah dan RD (38) warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Di awal adegan rekonstruksi, tampak pelaku W dan RD berboncengan sepeda motor tiba di kos daerah Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman (kos pelaku W).

Kemudian, W mengendarai sepeda motor menjemput korban. Sedangkan RD menunggu di kamar kos W.

Baca juga: Rekonstruksi Kasus Mutilasi Mahasiswa UMY di Sleman Jadi Tontonan Warga

Setelah sampai di kos, W langsung mempertemukan dengan RD yang ada di dalam kamar kosnya.

Setelah itu, korban dengan RD berbincang di dalam kamar dengan duduk bersila. Sedangkan W keluar ke angkringan.

Di dalam kamar, RD melepas pakaian korban. Setelah itu, RD mengikat ke belakang kedua tangan korban. Kemudian RD juga mengikat kedua kaki korban.

Setelah itu di atas kasur, RD mendirikan korban dan mendorong ke dinding. Pelaku RD juga melakban mulut korban.

Keduanya sempat menghentikan aktivitasnya untuk beristirahat. Sebab, korban merasakan sakit pada bagian perut.

Saat melanjutkan aktivitas tersebut, korban terjatuh. Dari penuturan petugas rekonstruksi dengan pengeras suara, RD menghubungi W dengan chat WhatsApp (WA).

Pelaku W yang saat itu sedang di angkringan kemudian datang ke indekosnya dan mengecek leher korban.

Baca juga: Hasil Tes DNA Keluar, Korban Mutilasi di Sleman Dipastikan Redho Tri Agustian

Adegan berikutnya di rekonstruksi tidak terdengar jelas awak media. Namun, tampak beberapa petugas membawa masuk ke dalam kamar sejumlah barang bukti antara lain ember, panci hingga papan kayu kecil.

Setelah itu, tampak dari kejauhan kedua pelaku memperagakan saat memutilasi tubuh korban dan memasukan ke dalam kantong plastik warna hitam.

 

Setelah itu, plastik tersebut dimasukan ke dalam jok motor. Adegan berikutnya, kedua pelaku berbincengan sepeda motor untuk membuang potongan tubuh korban.

"Ya hasil peristiwa rekonstruksi tadi demikian, jadi dipotong di dalam dimutilasi di dalam kemudian dibawa ke motor, kemudian disebar oleh pelaku," ujar Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi usai rekonstruksi, pada Senin (8/8/2023).

Endriadi menyampaikan, memang potongan tubuh korban oleh pelaku dimasukan ke dalam kantong plastik.

Para pelaku memasukan potongan tubuh korban ke lima kantong plastik.

Rencananya rekonstruksi akan dilakukan di tiga lokasi. Namun, karena situasi, diputuskan dipusatkan di satu lokasi.

"Rencana kami lakukan di tiga lokasi namun karena situasi kami pusatkan di sini. Pertama peristiwa pembunuhan, kedua pembuangan organ tubuh dan ketiga penguburan kepala," pungkas dia.

Baca juga: Polisi Dalami Informasi Korban Mutilasi di Sleman Sedang Lakukan Penelitian LGBT

Diberitakan sebelumnya, potongan tubuh manusia ditemukan di area Jembatan Kelor, Bangunkerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman. Dari hasil pemeriksaan diduga potongan tubuh tersebut merupakan korban mutilasi.

Hasil identifikasi didapati korban berinisial R warga Pangkal Pinang. Korban berusia 20 dan berstatus sebagai mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta.

Polisi pun berhasil menangkap dua orang terduga pelaku. Kedua terduga pelaku yang berhasil ditangkap yakni W (29) warga Magelang, Jawa Tengah dan RD (38) warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Korban mutilasi di Sleman dipastikan bernama Redho Tri Agustian. Kepastian ini diperoleh setelah keluarnya hasil tes DNA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Luncurkan Indonesia Heritage Agency, Nadiem: Jadikan Museum dan Cagar Budaya Tujuan Wisata Edukasi

Yogyakarta
Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Dipecat dan Tak Diberi Uang Layak, Pria di Kulon Progo Curi Rp 35 Juta Uang Kantor

Yogyakarta
Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Sleman Masih Kekurangan Ribuan Hewan Kurban untuk Idul Adha

Yogyakarta
Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Yogyakarta
Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Optimalisasi Pembenahan Museum dan Cagar Budaya Melalui Indonesia Heritage Agency

Yogyakarta
Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Diare Massal di Gunungkidul, 89 Warga Diduga Keracunan Makanan di Acara 1.000 Hari Orang Meninggal

Yogyakarta
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Siapkan Layanan Wisata Malam, Ini Jadwal dan Perinciannya...

Yogyakarta
Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Pelajar di Sleman Dipukuli Saat Berangkat Sekolah, Polisi Sebut Pelaku Sudah Ditangkap

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta Batal, Ini Alasannya

Yogyakarta
Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Mengenal Apa Itu Indonesia Heritage Agency yang Akan Diluncurkan Nadiem Makarim di Yogyakarta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com