Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandiri Kelola Sampah ala Kampung Mandungan Kota Yogyakarta

Kompas.com - 28/07/2023, 06:45 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Mendungan, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, menyulap sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pertanian. 

Hal ini menjadi langkah yang tepat mengingat Kota Yogyakarta sempat mengalami darurat sampah akibat penutupan TPA Piyungan beberapa hari lalu. 

Pelopornya pemanfaatan sampah tersebut adalah Kelompok Tani Pelangi RW 011, Kampung Mendungan, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta. 

Baca juga: Besok, TPA Piyungan Bakal Dibuka Khusus Tampung Sampah dari Kota Yogyakarta

Kelompok tani itu mengubah sampah organik menjadi pupuk. Selain itu juga sampah organik bermanfaat untuk budidaya maggot atau belatung. Sedangkan sampah anorganik dijadikan berbagai macam cinderamata seperti tas yang terbuat dari bungkus plastik.

Pupuk dari sampah tersebut digunakan untuk tanaman yang masyarakat tanam. Untuk diketahui Lahan terbatas tak menyurutkan masyarakat Kampung Mandungan ini untuk tetap bertani.

Memanfaatkan kurang lebih 4.500 meter persegi lahan kosong, kelompok tani ini dapat menanam berbagai jenis tanaman sayuran maupun buah-buahan. Tanaman andalan dari kelompok tani ini adalah aloe vera, yang didapat dari Pontianak. Mereka menanamnya, lalu mengolahnya menjadi berbagai macam makanan olahan seperti stik aloe vera.

Ketua Kelompok Tani Pelangi Mendungan Giwangan, Budi Santosa mengatakan di Kelompok Tani Pelangi selain fokus pada pertanian, juga pada pengelolaan sampah.

"Di sini juga ada bank sampahnya, jadi limbah dapur dari warga sekitar kita buat pupuk, dan pupuk itu juga untuk sayuran yang kita tanam," katanya saat ditemui di Mendungan, Selasa (25/7/2023).

Saat ini kelompok tani tersebut juga sedang memulai budidaya maggot yang digunakan untuk pakan ternak. Budidaya maggot dipilih karena mampu untuk mengurai sampah organik seperti sisa-sisa makanan.

"Maggot mampu memakan dan mengurai sampah organik. Maggot pun bisa dijual untuk pakan burung atau ikan. Bahkan bangkai lalat yang menghasilkan telur maggot pun bisa dijual untuk pakan burung," jelas dia.

Sementara sampah anorganik oleh kelompok tani pelangi ini diubah menjadi berbagai macam cinderamata yang memiliki nilai jual.

“Ada yang jadi tas dari sampah plastik,” kata dia.

Baca juga: Sidang Korupsi Retribusi Sampah di Lampung, Saksi Mahkota: Rp 10 Juta ke Kejaksaan Tiap Bulan

Ke depannya, Budi berharap pengelolaan sampah dengan metode maggot tersebut semakin berkembang. Sehingga tidak hanya mengolah sampah dapur dari RW 011 Mendungan saja, tapi juga seluruh sampah warga se Kemantren Umbulharjo.

“Harapannya, bisa zero waste sampah organik sehingga bisa mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Piyungan,” katanya.

Sementara itu Sekda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya sangat menyambut baik langkah warga RW 011 Mendungan tersebut. Menurutnya pengelolaan sampah dan pengurangannya tidak hanya persoalan teknologi dan sarana prasarana saja. Namun juga peran serta dan perubahan perilaku dari masyarakat.

“Proses yang akan kita lakukan bersama adalah bagian dari fakta sistem sosial yang efektif, bagi kepentingan pengelolaan sampah di Kota Yogya," ujarnya.

Aman mengungkapkan peningkatan edukasi ke masyarakat untuk mengelola sampah sejak dari sumbernya akan terus dilakukan karena untuk mengubah kebiasaan membuang sampah sangat sulit.

“Setidaknya, masyarakat melakukan pemilahan sampah sejak dari rumah tangga dan bisa dikembangkan dengan pengelolaan sampah dengan berbagai metode sesuai kondisi di wilayah masing-masing. Ada banyak metode selain dengan maggot, bisa dengan komposter atau lodong sisa dapur,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Remaja yang Hilang di Sungai Progo Ternyata Ingin Menyelamatkan Temannya

Remaja yang Hilang di Sungai Progo Ternyata Ingin Menyelamatkan Temannya

Yogyakarta
Ikut Gladi Bersih Pelantikan, Dua Pejabat Ini Diduga Bakal Isi Kursi Pj Kepala Daerah di DIY

Ikut Gladi Bersih Pelantikan, Dua Pejabat Ini Diduga Bakal Isi Kursi Pj Kepala Daerah di DIY

Yogyakarta
Pungli di Lapas Cebongan Sleman, Seorang Pejabat Diduga Jual Beli Kamar Tahanan

Pungli di Lapas Cebongan Sleman, Seorang Pejabat Diduga Jual Beli Kamar Tahanan

Yogyakarta
Tedhak Siten, Tradisi Turun Tanah yang Penuh Makna dan Harapan

Tedhak Siten, Tradisi Turun Tanah yang Penuh Makna dan Harapan

Yogyakarta
Bus 'Study Tour' SMPN 3 Depok Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Semua Siswa Selamat

Bus "Study Tour" SMPN 3 Depok Tertimpa Tiang Listrik di Bali, Semua Siswa Selamat

Yogyakarta
Gagal Menyalip, Remaja 15 Tahun Tewas Ditabrak Avanza

Gagal Menyalip, Remaja 15 Tahun Tewas Ditabrak Avanza

Yogyakarta
Sejumlah Wilayah di Yogyakarta Tak Ada Sekolah Negeri, Disdikpora Berlakukan Zonasi Daerah

Sejumlah Wilayah di Yogyakarta Tak Ada Sekolah Negeri, Disdikpora Berlakukan Zonasi Daerah

Yogyakarta
UGM, Prof Gesang, dan Pengembangan Pesawat Tanpa Awak...

UGM, Prof Gesang, dan Pengembangan Pesawat Tanpa Awak...

Yogyakarta
Habis Masa Jabatannya, Dua Pj Kepala Daerah di DIY Bakal Diganti

Habis Masa Jabatannya, Dua Pj Kepala Daerah di DIY Bakal Diganti

Yogyakarta
Memancing, Remaja asal Bantul Hanyut di Sungai Progo

Memancing, Remaja asal Bantul Hanyut di Sungai Progo

Yogyakarta
Shoka Bukit Senja di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Shoka Bukit Senja di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Yogyakarta
12 Orang Ikuti Penjaringan Cabup-Cawabup Gerindra Gunungkidul, Siapa Saja Mereka?

12 Orang Ikuti Penjaringan Cabup-Cawabup Gerindra Gunungkidul, Siapa Saja Mereka?

Yogyakarta
Ketua BEM UNY Mengaku Dapat Intimidasi Usai Bertemu Komisi X, Ini Kata Kampus

Ketua BEM UNY Mengaku Dapat Intimidasi Usai Bertemu Komisi X, Ini Kata Kampus

Yogyakarta
Aniaya Anak dan Istri Pakai Golok, Suami di Kudus Diduga Alami Gangguan Jiwa

Aniaya Anak dan Istri Pakai Golok, Suami di Kudus Diduga Alami Gangguan Jiwa

Yogyakarta
Sekolah Negeri dan Swasta Wajib Lapor Disdikpora Kota Yogyakarta untuk 'Study Tour'

Sekolah Negeri dan Swasta Wajib Lapor Disdikpora Kota Yogyakarta untuk "Study Tour"

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com