Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulap Lereng Bukit Tandus Jadi Padang Rumput Pakan Ternak, Karya Alumni UGM Ini Siap Hadapi Musim Kering Tahun ini

Kompas.com - 22/06/2023, 10:23 WIB
Dani Julius Zebua,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sebagaimana jamaknya kemarau, kata Hariyadi, kekeringan sering menjadi persoalan bagi semua peternakan. Pengelola peternakan kesulitan mendapat pakan terutama hijauan.

“Semacam bank pakan hijauan,” kata Hariyadi.

Pada musim kemarau tahun ini, lumbung atau bank pakan ini bakal teruji keandalannya. Bank itu berisi ribuan kantong plasik berisi hijauan cacah yang diawetkan atau hasil fermentasi. Tiap karung plastik beratnya 50 kilogram. Untuk bisa bertahan lama, isi plastik dibikin kedap udara.

Pengawetan alami itu membuat pakan masih bisa bertahan setidaknya satu bulan. “Totalnya bisa 10 ton,” kata Hariyadi.

Lumbung untuk cadangan pakan peternakan sendiri, tetapi juga rencananya akan dijual ke peternakan yang seprofesi. “Kami siap kirim ke Jateng–DIY,” kata Hariyadi.

Usaha pengembangan rumput pakan ternak terbilang menguntungkan ketimbang komoditas lain. Menurut Sutikno, penyuluh pertanian dari Balai Penyuluh Pertanian Pengasih, menyatakan rumput lebih cepat tumbuh dan bisa segera dipanen asalkan cukup air. Berbeda dengan ladang tebu yang muncul sebelum masuk Wanadelima.

Baca juga: Sulap Bekas Sawah Jadi Kolam, Penyuluh Perikanan di Bogor Bantu Pokdakan Produksi 3 Ton Nila

Rumput pakan ternak tumbuh hingga dipanen pada usia 40 hari. “Sementara kalau tebu itu ditanam hingga panen membutuhkan waktu 10 bulan,” kata Sutikno di lokasi Wanadelima.

Penyuluh pertanian ini mengharapkan, kawasan Wanadelima terus berkembang. Pasalnya, masih banyak potensi, misal menjadi tempat wisata edukasi pertanian dan peternakan. Rencananya pula, akan dikembangkan bumi perkemahan.

“Ke depan di sini bisa jadi pusat pelatihan pertanian dan peternakan” kata Sutikno.

Plt. Kepala Dinas Pertanian Trenggono Tri Mulyo mengatakan, Wanadelima merupakan salah satu percontohan sistem pertanian terpadu di Kulon Progo. Aktivitasnya mulai dari pakan fermentasi dengan teknik silase, penggemukan, pemanfaatan kotoran sebagai kompos, dan lain-lain.

Baca juga: Jejak Kasus Penipuan Dukun Pengganda Uang, Gunakan Trik Sulap hingga Ritual Aneh

Semua yang dikembangkan mampu menyediakan sumber pakan ternak saat menghadapi kemarau panjang.

Dengan hasil tanam sendiri tersebut, Wanadelima mampu memproduksi 1-2 ton pakan silase perhari, dengan harga jual mencapai Rp. 1.100 per kilonya.

“Wanadelima jadi salah satu percontohan Integrated Farming System di Kulon Progo," kata Trenggono.

Ke depan, kawasan akan dikembangkan jadi desa wisata karena potensi pemandangan alam yang bagus. Wisata edukasi dinilai paling cocok sebagai pusat pembelajaran peternakan di Kulon Progo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Niat Hati Pelihara Tujuh Kambing untuk Dijual Saat Idul Adha, Pria Ini Malah Kemalingan

Yogyakarta
Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Nenek di Sleman Tewas Disengat Tawon Vespa, Awalnya Taruh Galah di Pohon Mangga

Yogyakarta
Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Wacana Pembongkaran Separator Ringroad DIY, Pakar UGM: Justru akan Rawan Kecelakaan

Yogyakarta
Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Buron 3 Pekan, Pencuri Motor yang Beraksi Pakai Daster di Semarang Tertangkap

Yogyakarta
Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Pelaku Perdagangan Orang via Bandara YIA Ditangkap, Janjikan 5 Orang Kerja di Serbia

Yogyakarta
Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Satu Calon Jemaah Haji Asal Gunungkidul Terdeteksi Menderita TBC

Yogyakarta
Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Koordinasi dengan Kepsek, Disdikpora DIY Sebut Pemicu Kericuhan Pelajar di Umbulharjo Belum Diketahui

Yogyakarta
Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Demi Pembangunan Jembatan, Warga Gunungkidul Rela Serahkan Tanahnya Tanpa Ganti Untung

Yogyakarta
DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Tak Terima Ditangkap: Saya Tidak Bersalah

Yogyakarta
Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Motif BP Aniaya 2 Pengamen hingga Tewas di Prambanan, Sakit Hati Anak Dibentak

Yogyakarta
Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Bupati Sunaryanta: Gunungkidul Bukan Tempat Pembuangan Sampah

Yogyakarta
DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Senilai Rp 23 Miliar Ditangkap

DPO Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Bandara YIA Senilai Rp 23 Miliar Ditangkap

Yogyakarta
Bangkai Penyu Terdampar di Pantai Glagah, Ada Luka di Kaki dan Mulut

Bangkai Penyu Terdampar di Pantai Glagah, Ada Luka di Kaki dan Mulut

Yogyakarta
Update Tawuran Pelajar di Yogyakarta, 6 Dikembalikan ke Orangtua, Satu Diproses Hukum

Update Tawuran Pelajar di Yogyakarta, 6 Dikembalikan ke Orangtua, Satu Diproses Hukum

Yogyakarta
Pilkada Yogyakarta 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Pilkada Yogyakarta 2024 Dipastikan Tanpa Calon Independen

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com