Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga di Lokasi Pusat Gempa Yogyakarta 17 Tahun Lalu, Masih Menyisakan Trauma

Kompas.com - 27/05/2023, 08:21 WIB
Markus Yuwono,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Episentrum gempa bumi DIY, dan Jawa Tengah 27 Mei 2006 diketahui berada di Padukuhan Potrobayan, Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong, Bantul, Yogyakarta.

Warga saat itu mendengar suara dentuman dan sumur airnya menghilang. 

Saat ini, berdiri monumen mengenang gempa bumi, didirikan sekitar 400 meter dari tempuran Sungai Opak dan Oya.

Di bawahnya ditengarai sebagai pusat gempa. Monumen dibangun tepat 10 tahun gempa bumi tahun 2016 lalu. 

Sabtu pagi saat itu, warga Potrobayan, Fitri Yuniarti (36), sedang menyapu halaman rumah.

Baca juga: 16 Tahun Gempa Yogyakarta, Menumbuhkan Semangat Kebersamaan Menghadapi Potensi Bencana

 

Tiba-tiba tanah bergetar hebat. Debu beterbangan di hadapannya. 

"Cepat itu dan langsung debu-debu semua di depan saya. Ternyata itu karena banyak bangunan roboh," kata Fitri, kepada wartawan, di Potrobayan, pada Jumat (26/5/2023). 

Setelah beberapa saat kaget, dirinya langsung menengok neneknya yang berada di dalam rumah.

Saat itu, sang nenek tertimpa triplek, dan langsung dibawa ke RSUD dr Sardjito. 

Setelah gempa, Fitri hidup di pengungsian selama sebulan. Saat itu, gempa masih sering terjadi. 

Suara dentuman didengarnya dengan sangat jelas, dan Fitri menduga suara tersebut berasal dari tempuran Sungai Opak.

"Trauma ya masih, kadang kalau ada gempa lagi pasti saya takut. Tapi, semua itu berangsur-angsur bisa terkendali juga," kata dia.

Ketua RT 003 Pedukuhan Potrobayan, Kasiyoto mengatakan, saat gempa dirinya sedang di ladang menanam kacang.

Kasiyoto menggambarkan, gempa pada pukul 05.55 WIB saat itu guncangannya seperti saat menaiki perahu yang sedang menghadapi ombak.

 

"Saat itu mau berdiri saja susah," kata dia. 

Baca juga: Gempa Yogyakarta 2006 dalam Ingatan Mantan Bupati Bantul Idham Samawi

Tak berpikir lama, Kasiyoto langsung mengayuh sepedanya menuju rumah untuk mengetahui kabar anak dan istrinya. 

Selama perjalanan batinnya berkecamuk melihat rumah roboh, ada suara tangisan.

Putaran roda sepeda semakin kencang di pagi yang akan diingatnya seumur hidup. 

Sampai di rumah, sepeda yang selalu menemaninya itu, diletakan begitu saja. Langsung mencari keberadaan keluarga. 

"Alhamdulillah anak istri saya selamat meski rumah saya roboh," ucapnya sambil tersenyum.

Setelah memastikan semuanya aman, dirinya langsung membantu tetangganya.

Tubuh yang capek, di samping rumahnya hancur tak menyurutkan untuk bergotong royong.

Isu tsunami

Setelah gempa, muncul isu tsunami. Warga yang tengah berjibaku dengan reruntuhan bangunan langsung bubar menyelamatkan diri. 

Kasiyoto ikut 'menyelamatkan diri' bersama keluarganya. 

"Panik saya jalan satu kilometer ke arah utara. Bikin kacau isu itu, untung dapat informasi kalau itu kabar bohong dan langsung balik lagi," kata dia. 

Aktivitas kembali dilanjutkan, saat itu muncul suara dentuman hingga sepekan. Dia mendengar suara dentuman seperti dari dalam tanah. 

Bahkan, pasca gempa sumur warga surut. Sumur di rumahnya sedalam 12 meter juga mengering, dan harus mengebor ditambah sekitar 20 meter. 

Baca juga: BPPTKG Sebut Gempa Yogyakarta 2006 Berpengaruh pada Aktivitas Gunung Merapi

Dirinya mencari air di sekitar Sungai Opak, yang berada beberapa meter dari rumahnya. 

"Saya kan cari air di sungai pasti saat jlung, huyug-huyug (goncangan) di tengah Kali Opak itu ada plupuk-plupuk (gelembung air) banyak, lalu saya pergi karena takut," kata dia. 

"Trauma, sepekan saya tidak berani masuk rumah. Tapi kan ada penyuluh dan pelatihan dari banyak pihak sehingga tidak takut," kata dia. 

 

Lurah Srihardono Awaludin mengatakan, setelab gempa 27 Mei 2006 warga sudah kembali normal, dan mulai paham tentang tanggap bencana. 

"Selain itu, setiap tahun masyarakat selalu melakukan refleksi sehingga lebih tanggap bencana," kata dia.

Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Yuli Herwanta mengatakan, masifnya edukasi kepada masyarakat mengenai gempa bumi membuat kesadaran masyarakat terkait potensi bencana termasuk gempa bumi sudah baik.

Baca juga: Gempa Yogyakarta, Guncangan Terasa Keras di Gunungkidul

 

Salah satunya melalui kesenian tradisional ketoprak ketoprak edukasi dengan lakon ‘Gumregah’ di pusat episentrum gempa bumi 2006. 

BPBD Bantul sendiri sudah membuat kalurahan tangguh bencana 42 lokasi pada tahun 2022. Tahun ini akan ditambah 3 lokasi. 

"Sudah baik, tapi terus diingat dengan sosialiasi dan pelatihan serta edukasi," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Persewaan Proyektor di Gunungkidul Kebanjiran Order

Jelang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Persewaan Proyektor di Gunungkidul Kebanjiran Order

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Senin 29 April 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Jatuh ke Jurang Saat Cari Lobster di Gunungkidul, Pria Asal Lampung Tewas

Jatuh ke Jurang Saat Cari Lobster di Gunungkidul, Pria Asal Lampung Tewas

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Penyair Joko Pinurbo Dimakamkan di Sleman, Karyanya Terus Abadi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Yogyakarta
Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Gibran Bantah Gabung ke Partai Golkar

Yogyakarta
Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Nonton Ruwatan Gelaran Wayang Kulit Bareng Gibran, Apa Kata Yusril?

Yogyakarta
Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Ribuan Buruh Jateng Bakal Gelar Demo Saat May Day, Ini Lokasi dan Tuntutannya

Yogyakarta
Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Diburu Usai Curi Panci dan Tabung Gas, Residivis Ini Malah Ditemukan di Tahanan

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com