Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5,9 Juta Pemudik Diprediksi Masuk Yogyakarta, Sleman Siapkan Jalur Alternatif

Kompas.com - 13/04/2023, 17:42 WIB
Wijaya Kusuma,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Diperkirakan sebanyak 5,9 juta pemudik akan masuk ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Karena itu, Pemerintah Kabupaten Sleman menyiapkan jalur alternatif untuk arus mudik.

"Diperkirakan akan ada kurang lebih 5,9 juta pemudik ke DIY," ujar Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo, Kamis (13/4/2023).

Kustini mengatakan, adanya perkiraaan jumlah pemudik yang masuk ke DIY tersebut, Pemerintah Kabupaten Sleman telah menyiapkan berbagai langkah. Salah satunya menyiapkan jalur alternatif.

Baca juga: 3 Jalur Alternatif yang Bisa Digunakan Pemudik Sepeda Motor Saat Melintas di Kota Semarang

"Kabupaten Sleman menyiapkan jalur alternatif. Ada jalan-jalan yang disebut jalan tikus," tuturnya.

Arus mudik lanjut Kustini diprediksi dimulai H-7. Prediksi puncak arus mudik terjadi pada 21 April 2023 atau H-1 sebelum Lebaran. "Jalan penyangga mudik sepanjang 168,2 Kilometer," urainya.

Jalan penyangga atau alternatif ini sudah dilakukan perbaikan untuk arus mudik. Saat ini perbaikan hampir mencapai 95 persen.

Kustini menuturkan ada empat jalur utama di wilayah Sleman yakni ruas Yogya-Sleman - Tempel, ruas Yogya-Prambanan, ruas Yogya-Wonosari, dan ruas Yogya-Wates.

Sedangkan untuk jalur alternatif di wilayah Sleman ada enam. Jalur alternatif yang dapat dilewati pemudik yakni ruas Tempel-Pakem-Cangkringan-Kalasan. Kemudian ruas Klangon-Godean-Tempel. Lantas ruas Mlati-Balangan-Dekso.

Ada jalur alternatif ruas Denggung-Besi-Koroulon-Joholanang. Kemudian ruas Prambanan-Piyungan dan ruas Yogya-Godean-Nangggulan.

Baca juga: Pemudik yang Lewat Kendal Diperkirakan Naik, Bupati Dico: Kami Siapkan Jalur Alternatif

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman Arif Pramana menambahkan telah melakukan pengecekan jalur-jalur mudik.

Dari pengecekan, masih ada jalur alternatif yang membutuhkan penerangan jalan yaitu di jalur Klangon-Tempel.

"Di sekitaran Tempel, Banyurejo memang itu menjadi pusat pembangunan Jalan Tol, ada berapa perbaikan yang mudah-mudahan sudah ditindaklanjuti dari Binamarga Provinsi DIY," tandasnya.

Lokasi rawan kecelakaan khususnya untuk Jalan Magelang Sleman, lanjut Arif Pramana, berada di Km 11 hingga Km 14,5. Kemudian di Jalan Wates ada di Km 5 sampai Km 8. Kemudian untuk Jalan Solo ada di Km 13 sampai Km 15.

Baca juga: Antisipasi Kemacetan Arus Mudik di Jalur Pantura dan Jalan Tol, Pemalang Siapkan Jalur Alternatif

"Setelah kita lakukan rekayasa lalu lintas dengan Satlantas (Polresta Sleman) ternyata terbukti Sleman angka Laka nya menurun 23 persen. Untuk jalan Wates ini sudah 90 hari lebih tanpa kecelakaan," ucapnya.

Dinas Perhubungan Sleman juga mengantisipasi adanya pasar tumpah. Ada tiga pasar tumpah di wilayah Sleman yang berpotensi menimbulkan tersendatnya arus lalu lintas yakni Pasar Gamping, Pasar Protojayan Prambanan, dan Pasar Pakem.

"Di Pasar Gamping akan pasang besi pembatas di depan pasar, harapanya para penyebrang itu berkumpul di zebra cross. Pasar Pakem dan Pasar Potrojayan di Prambanan kita dari Dishub akan menugaskan personil di dua lokasi tersebut," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Bupati Sleman Kustini Mendaftar Maju Pilkada lewat PDI-P

Yogyakarta
Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Tumpukan Sampah di Depo Pengok Yogyakarta, Ekonomi Warga Terdampak

Yogyakarta
Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Bau Sampah Tercium hingga Radius 1 Km, Warga Kampung Pengok Geruduk Kantor DLH Kota Yogyakarta

Yogyakarta
Sayangkan Larangan 'Study Tour' di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Sayangkan Larangan "Study Tour" di Sejumlah Daerah, PHRI Gunungkidul: Bisa Berdampak Luas

Yogyakarta
Beberapa Daerah Larang 'Study Tour', PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Beberapa Daerah Larang "Study Tour", PHRI DIY: Apa Bedanya dengan Kunker?

Yogyakarta
Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Pegawai K2 Gunungkidul Minta Diangkat Jadi ASN, Sudah Mengabdi dan Sebagian Akan Pensiun

Yogyakarta
Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Sumbu Filosofi Yogyakarta Miliki Potensi Bencana, Apa Saja?

Yogyakarta
 Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Mengenal Hewan Raja Kaya dan Maknanya dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com